Sunday, April 21, 2019

How are you, Scotland?

7:52 AM Posted by Kaki Rima No comments
Hey, Scotland.

Apa kabar?
Tahukah kamu kalau sering kali dalam beberapa kali, semua tentang Scotland datang di mimpiku?
Aku kira aku move on ketika pulang ke Jakarta setelah menyelesaikan kuliah di tahun 2017. Memang iya, aku sempat move on, tapi ternyata setiap sudut kota di Scotland benar-benar ku rindukan saat ini.

Tapi, tahukah kamu?
Setelah aku mengenyam pendidikan dan merantau kesana, aku merasa bahwa aku mendapat pengalaman yang luar biasa? Yang bisa kubilang kalau pengalamanku disana membuat aku ingin menjadi orang yang lebih "besar" dan lebih bermanfaat?

Tahukah kamu kalau aku kembali bekerja sbg abdi negara lagi? Aku juga belajar bahasa isyarat karena aku mau menjadi orang yang juga bisa berbicara dengan teman tuli di Indonesia? Aku mau menjadi orang "besar" yang berguna dan bisa menjadi manfaat untuk teman-teman tuli di Indonesia? Itulah alasan kenapa aku mengambil kelas bahasa isyarat ini. Aku mau sekali di hari Sabtu, hari leha-leha nasional, waktunya sebagian terambil untuk mempelajari bahasa isyarat ini. Oiya, Aku juga semakin rajin menulis. Sudah dua tahun semenjak kepulanganku ke Jakarta, aku menjadi rajin menulis. Tak banyak, tapi targetku memang tak mengirimkan tulisan di konferensi dalam negeri. Setahun dua kali, aku menulis untuk dikirim ke konferensi di luar negeri. Tahukah kamu alasannya? Iya, karena aku mau tulisanku dibaca lebih banyak orang. Aku mau menjadi manfaat dan orang tahu apa alasanku menulis tentang tema tersebut. Iyes, karena itu tulisanku, aku ingin tulisanku menjadi kanvas untuk menuangkan perspektifku, kan? wajar kan?

Tahukah kamu seberapa aku ingin kembali sekolah di Scotland? Tapi sekali lagi, menjadi perempuan yang sudah menikah, tentu banyak pertimbangannya. Banyak! Tapi, sekolah tak harus dilakukan dalam waktu dekat ini kan? Masih banyak waktu kan? Nah, sembari menunggu waktu sekolahku datang, aku terus meng-upgrade diri melalui meneliti, membaca, menulis, dan belajar hal lain yang aku suka. Tentunya yang aku suka tapi tetap membawa manfaat bagi orang lain.

Ini semua karena apa? karena ilmu yang aku dapat ketika aku belajar di Scotland!

Oya,
Sebentar lagi, inshaAllah, MK akan meluncurkan berita yang disertai dengan penerjemah bahasa isyaratnya lho. :)

At least, ini dulu yang aku bisa sounding ya, tapi lama-lama, aku mau sekali MK ini bisa menjadi salah satu institusi yang ramah disabilitas. Setuju kan?Iyes, naluri HAM sepertinya sudah mendarah daging nih, hehehe...

HAM yang tak mendukung LGBT tapi mendukung hak-hak disabled person ya. hehehe..
Sekali lagi, ini kanvasku, jadi bebas kan aku menuangkan aspirasiku, yakan?

Scotland, tunggu aku ya. InshaAllah aku akan kembali. InshaAllah. Tunggu ya..


Wednesday, September 19, 2018

Tentang Kebohongan

9:13 AM Posted by Kaki Rima No comments
Cerita ini berdasarkan kisah nyata yang ada dilingkungan saya. Dari kejadian ini saya mengambil pelajaran dan berhasil membuktikan kesekian kalinya bahwa diam itu benar-benar emas. Sekalipun kita ada di posisi yang tidak nyaman tapi kebenaran itu nyatanya tak akan pernah pergi meninggalkan kita sendirian.

"Kita akan melesat tinggi meninggalkan mereka yang mendzolimi kita"

Ketika saya akhirnya tahu bahwa segala fitnah yang selama ini ditujukan pada satu teman baik saya, akhirnya terpatahkan lewat pengakuan salah seorang istri kawanan itu, kami berdua akhirnya bernafas lega. Tanpa perlu klarifikasi, tanpa perlu drama labrak melabrak, just let it go. Yang penting akhirnya kebenaran itu terkuak dengan sendirinya. :)

Cerita ini bermula dari tudingan beberapa anggota grup chat (wkwkkw, sumpah gak jelas) yang intinya komat kamit menjelekkan saya di belakang, dan inti dari grup itu sampai di telinga saya. Sedih? iyalah. Apalagi sebagian besar dari member grup itu adalah orang-orang terdekat saya di kantor. Bahkan ada yang teman curhat saya ketika jomblo dulu, wkwkwk.. Sakit? Lebih tepatnya mungkin kecewa dan sedih ya. Nah, masalahnya yang mereka persoalkan adalah bukan mengenai betapa terlukanya saya ketika tahu teman2 saya yang sudah saya anggap saudara menjelekkan saya dibelakang, wkwkw, tapi lebih fokus kepada siapa yang membocorkan isi chat tersebut kepada saya. wkwkwkwkw.. koplak gak sih? menurut saya, itu koplak ya. Tapi sekali lagi saya tahu dan bisa melihat dengan jelas bahwa bukan perasaan saya yang mereka pikirkan. am nothing, wkwkwkw.. Tapi ya sudahlah, saya move on nya cepat kok dan saya menemukan cara untuk menghilangkan perasaan sedih itu: menulis dan ikut konferensi internasional. Yup! Saya bahkan gak mau jalan lagi, saya mau berlari dan melompat. Saya mau terbang dengan prestasi saya, intinya, saya sudah tidak mau mereka dan cerita tentang drama mereka ada di hidup saya lagi. Bye Fake Friends! wkwkwk.. 

Nah, masalah lainnya, mereka ini menuduh orang yang sama sekali salah dengan mengatakan bahwa orang tersebut dan istrinya yang membocorkan isi chat tersebut kepada saya. wkwkwkw.. saya jadi pengen ketawa pas tahu itu, tapi sungguh, saya lebih banyak prihatin karena bahkan mereka tidak percaya pada kawanannya sendiri. Jadi, meskipun saya marah, saya sempat sampaikan bahwa bukan orang yang mereka tuduhkan yang menyampaikan pada saya. Disinilah drama lain dimulai. Kebetulan memang saya dan istri orang yang dituduh tersebut sudah cukup lama dekat. Cukup lama ya. Bahkan kami makan siang dan pergi ke pameran bersama jauh bertahun-tahun sebelum ada drama ini. Tapi sekali lagi, saya juga baru menyadari bahwa mereka hanya mau mendengar apa yang mau mereka dengar: cerita versi mereka. 

Singkat cerita, akhirnya orang ini sudah bukan lagi menjadi bagian dari kawanan tersebut dan hubungan saya dan istrinya masih baik-baik saja. Bahkan ketika mereka menuduh istri orang ini, sayapun pasang badan membela. Karena memang itu kebenarannya, tapi saya dan istri orang tersebut akhirnya sepakat bahwa biarlah mereka mengonggong, yang jelas kami memang benar dan biarlah waktu yang menjawab. Kalau bukan didunia, toh di akherat juga masih bisa ditagih kan ya? Tak akan masuk surga orang yang menyebar fitnah dan membuatnya nampak nyata, kan? Karena saya berencana benar-benar menagihnya di akherat nanti, wkwkwkkw.. menagih kebenaran ya. 

Nah, istri orang ini dianggap sebagai penyebar isi chat mereka ke saya karena hanya dialah orang luar dari grup itu yang mendapat akses untuk membaca isi chat di grup mereka. Bahkan yang satu2nya mengaku bahwa istri atau suami yang bisa membaca chat tersebut memang hanya teman laki-laki yang istrinya sahabat baik saya ini. Yang lain? tidak mau mengaku. 

Nah, hal ini sudah menjadi kepercayaan mereka bahwa yang menyebarkan adalah istrinya orang ini karena dia bisa akses isi chat meski bukan anggota grup itu dan kebetulan teman baik saya. NYATANYA? Dalam waktu seminggu ini, saya mengetahui bahwa ada seorang istri lagi dari suami yang anggota chat tersebut yang juga mengetahui isi chat di grup tersebut. Bahkan dia juga merasakan ketidaknyamananannya atas isi chat tersebut. Menurut dia bercandanya kelewatan euy. Bukan yang mengarah pada profesionalisme rekan kerja, tapi menurut istri tersebut sampai menimbulkan kecurigaan bahwa ada hubungan rahasia antara suaminya dengan salah satu perempuan di grup tersebut. Bagian itu saya skip, karena saya benar2 tidak peduli dan tidak mau ambil pusing. Bukan suami saya ini. 

See? intinya kebenaran pasti akan terungkap, cepat atau lambat. 
Mereka yang sudah mendepak, menuduh orang yang tak bersalah, entah bagaimana cara mereka untuk memperbaiki itu semua. Terlebih bukan hanya satu istri yang tidak nyaman dengan percakapan grup itu, tapi ada suami juga yang tidak nyaman dengan isi grup itu. Sekali lagi, it's even not my business. That part!

Tapi kita percaya bahwa kebenaran sekali lagi dan selalu akan menang dan terungkap secara nyata dan jelas. Ini hanya masalah waktu saja. :)

Pelajaran yang bisa saya ambil dari kejadian ini adalah jaga dirilah, berkata baik atau diamlah, fokus menjadi pribadi yang lebih baik sajalah, karena sejauh ini, sepeninggal keputusan saya utk tidak menghiraukan lagi rasa sedih dan memaafkan semuanya, paper saya sudah diterima di 2 konferensi internasional dan satu artikel saya sedang dalam tahap review untuk dicetak dalam kumpulan artikel dalam buku. Yang lain? masih dalam proses pengerjaan. See? Jadilah Elang, bukan Emprit! (pesan senior saya) 


Saturday, September 15, 2018

Short Escape: Kuala Lumpur, Malaysia (September 2018)

7:35 AM Posted by Kaki Rima No comments
Assalamualaikum wr.wb. 

Oh my God! Udah lama rasanya gak nulis di blog ini, hahaha.. Yup! Sekarang kesibukan saya teralihkan semenjak saya pulang sekolah hampir setahun lalu. Setelah melewati banyak drama, yang thanks to them, saya mendapatkan banyak pelajaran hidup yang saya akan jadikan sebagai pelajaran untuk melewati hidup ke depan, disinilah saya, kembali ingin menceritakan perjalanan saya tapi khusus perjalanan ke KL! Yes! Meskipun sudah pernah mengunjungi negara lain yang jarak tempuhnya lebih dari 10 jam, saya belum pernah sama sekali ke KL yang jaraknya hanya 2 jam terbang dari Jakarta, terlebih hanya untuk jalan-jalan. Adalah ya sejarah dan alasan personal kenapa saya tidak pernah mau untuk berkunjung ke sini. Tapi akhirnya saya berkunjung juga kesini, tapi tetap, alasannya bukan jalan-jalan, tapi datang ke konferensi hukum di sana. Jadi, karena artikel saya diterima dan harus preentasi, ya udah, berangkat deh ke sini. Kenapa? karena kalau saya tidak datang, tahun ini berarti ada 2 negara yang tidak saya kunjungi meskipun artikel saya diterima. Awal tahun 2018, harusnya saya pergi ke Romania, tapi karena baru pulang banget dari sekolah, rasanya masih malas untuk duduk di pesawat lama lagi. *apakah ini namanya trauma? hahaha

Well, singkat cerita saya, ditemani suami (harus dong ya perginya sama suami kan udah nikah jadi kudu ditemenin suami kemana-mana biar gak ada fitnah) dan kami membeli tiket pesawat tujuan Jakarta-KL PP (berangkat tgl 3 September dan balik tanggal 5 September) itu dapet harga 2.1 juta. Yup! Naik Air Asia! Entah apabila menurut teman-teman harga pesawatnya mahal, tapi buat kami, harga 2.1 juta PP untuk 2 orang itu termasuk murah, apalagi beli tiketnya bukan jauh-jauh hari, karena saya baru mendapat ijin pimpinan untuk pergi ke KL juga tak lama dari waktu keberangkatan. *ingat! saat ini kantor saya masih menangani kasus sengketa pemilukada, jadi jangan harap bisa dapat ijin segampang itu. 

Untuk hotel, setelah browsing, karena venue nya adalah Asian International Arbitration Center, jadinya saya gak mau yang jarak hotelnya jauh. Kalau bisa satu gedung, better saya maunya satu gedung aja, hahaha.. Tapi karena gak ada, ya sudah saya rela jalan kaki dari hotel ke tempat acaranya dengan jarak 120 meter, wkwkwkkw.. Best Deal! Nama hotelnya adalah Hotel Majestic! Again, alasan saya pilih hotel ini karena dekat dengan venue, ada fasilitas gym dan swimming poolnya. :)
Karena kami berdua lagi hobby olahraga, suami lagi hobby ngegym dan saya lagi semangat2nya berenang, hehehe, jadi ketika hotel ini muncul pertama di rekomendasi, akhirnya kita pilih hotel ini. Saya sempat bingung mau ambil tipe kamar apa, tapi suami sempat menyeletuk kalau ambil tipe kamar jangan yg junior suite, wkwkwkwk, karena saya bakal lama di acara kan? Dengan berat hati saya memilih kamar dibawahnya *dalam hati sambil doa agar mudah2an dapat upgrade gratis. Nah, untuk harga hotel ini, untuk 3 hari 2 malam, kita dapat harga 2.8 juta, dengan rate RM saat itu 1 RM=3.560 rupiah ya. 

Nah, tibalah saat yang ditunggu-tunggu, intinya kami baru tiba di hotel pukul 01.30 dini hari wkwkwk, setelah melewati drama wifi di bandara gak kooperatif, maunya naik grab tapi karena gak ada wifi dan banyak toko yang udah tutup, akhirnya kita naik bis. Dari Bandara ke KL Sentral naik bis cuman 12RM, jadi kali dua cuman 24RM. Jarak tenpuhnya (katanya) 1 jam, tapi alhamdulillah waktu itu 40 menit.Nah dari KL Sentral kita naik taksi, cuman habis 11.5 RM, kita udah kira kalau itu murah banget, tapi begitu naik taksi dan sampaiya cepet banget kita jadi mikir ya ela deket banget ternyata, wkwkwk. 
Bagian yang harus disyukuri adalah karena muka kita udah lusuh dan lelah, kamar kita diupgrade ke Junior Suite for free, hahahha.. rejeki istri sholehah.. Terima kasih ya Allah.. kami bergembiraaaa..

Nah, kalau bagian jalan-jalannya, maaf ya gak bisa cerita, bukan karena gak mau, tapi emang gak ada yang diceritakan, wkwkwkw. La wong sebagian besar waktu saya ada di gedung depannya, wkwkkw.. Tapi kami saat itu hanya tukar uang 1.2 juta untuk uang saku, karena makan saya ditanggung panitia dan info dari teman kalau disana murah, jadi kita coba dulu tukar 1.2 juta dengan perkiraan bahwa kita tak akan belanja, jadi itu full buat transport, makan suami, dan jajan suami, ahhahahaha.

Ternyata, jeng jeng! Saat kita pulang, uang RM nya sisa! Masih ada di dompet saya malahan saat saya menulis ini, masih ada 14 RM. wkwkwkwk.. Makan disana masih tergolong terjangkau ya, rata2 sekali makan 5RM tanpa minum. Itu udah kenyang banget kok. Malah sewaktu perjalanan pulang saya dan suami makan di Food Courtnya mall cuman abis 15RM, itu udah seporsi guede sama mimiknya. Jadi alhamdulilah masih irit, berdua lo itu. Bahkan beli bajunya ponakan aja harganya cuman 15RM, kaos buat suami krn suami kehabisan baju cuman kena 13RM. Eits.. itu belinya bukan di mall ya, hahaha.. Tapiiii tetep aja kok mereka lebih murah, contoh ya. Jadi ada headset yang lagi saya incer, merknya Sony, dia kedap suara banget pas saya coba di mall Grand Indonesia. Di GI dijualnya 6.5 juta, nah pas disana mereka jual 1.100 RM. Oke, buyar! Untung saya gak beli di GI, hahahaha.. Jadi emang murah sih. 

Nah, itu tadi ya sekilas pengalaman saya pergi ke KL ya. Short Escape sih emang, karena bawa penyegaran untuk pikiran dan otak saya, hahahaha.. Alhamdulillah presentasi berjalan lancar. Tinggal satu kegiatan lagi di bulan Oktober depan: Ikutan Short Course di The Hague, wkwkkwkw.. Emang ya, semakin ada niat gak mau ke Eropa, malah jadinya pergi ke sana mulu. Tapi ini gratis kok, soalnya kantor yang bayar. hehehe..  Tunggu aja cerita dari saya yaaaaa..

Terima kasih sudah berkunjung. :)

Monday, June 5, 2017

Untuk apa saja umurmu?

9:15 PM Posted by Kaki Rima No comments
Pertama kali saya sadar untuk sholat 5 waktu dan mengaji, serta menjalankan kewajiban saya sebagai umat Muslim adalah ketika saya berumur 5 SD. Ceritanya sederhana, saat itu, saya pulang sekolah naik angkot. Pas turun dari angkot (bemo kala itu saya menyebutnya), ada seorang tetangga saya berteriak kepada saya dengan jelas dan mengatakan bahwa saya harus loncat. "Rima, loncattt!!!" Seketika saya kaget dan saya loncat. Saya ingat sekali, saat itu matahari tengah terik, saya sangat kepanasan dan dengan seragam merah putih dengan rok selutut, saya loncat. Saya berlari ke arah mbak itu dan saya bisa melihat dengan jelas, ada ular yang tengah lewat. 

Andaikan.. andaikan saat itu tidak ada tetangga saya yang menyuruh saya lewat, mungkin persoalannya akan menjadi berbeda.Di detik itu saya sadar bahwa saya benar2 hanya anak biasa, manusia biasa, yang masih sangat "tidak" jelas masa depannya. Bahkan saya saat itu hanya memikirkan mengenai lulus dengan baik di sekolah, masuk sekolah negeri, dan seterusnya. Hanya itu. 

Peristiwa itu yang membawa saya pada titik sekarang, dimana saya selalu mempertanyakan untuk apa saya ingin habiskan umur saya di kemudian hari ketika saya besar. Tak banyak orang yang mengetahui apa yang ada dipikiran saya ketika semua orang mengucapkan selamat ulang tahun pada saya setiap tahunnya. Yang jelas, tekad saya hanya satu yaitu bukan menjadi anak yang menyebabkan kedua orang tua saya masuk neraka dan tidak menjadi kakak yang bisa dijadikan contoh bagi adek saya satu-satunya. Iya, hanya itu! Saat itu. 

Saya mengucapkan kembali syahadat ketika saya mulai masuk kuliah, saat pergulatan batin saya terus haus untuk mencari tahu sebenarnya apa tujuan saya sekolah tinggi-tinggi. Untuk "kedamaian" masyarakatkah? untuk prestise kah? untuk apa? Selama itu, saya belum menutup aurat saya, meski tiap hari saya belajar agama lewat materi yang diberikan oleh guru atau dosen saya. Saya sama sekali tidak merasa bahwa menutup aurat adalah suatu hal yang wajib, sama wajibnya dengan sholat dan puasa. Sampai pada suatu waktu di mana saya merasa disitulah titik balik dari hidup saya. Ceritanya mungkin terdengar biasa, tapi percaya saya, ketika itu saya merasakan perihnya kesedihan selama bertahun-tahun. Saya sedih tapi saya tak ingin menunjukkan. Saya rindu tapi tak ingin mengungkapkan. Yang saya tahu, saya hanya panjatkan doa-doa saya pada Tuhan karena saya hanya percaya pada Ia yang bisa mengerti apa harapan dan apa yang saya rasakan. 

Sekarang, saya sedang menulis ini di UK dan sedang belajar Human Rights. Bisa dibayangkan topik apa yang muncul setiap kali saya masuk kelas? LGBT? Death Penalty? Kritikan hukum cambuk di Aceh? Munculnya topik-topik yang sebenarnya sangat bertentangan dengan kepercayaan saya kembali lagi membuat saya bertanya pada diri saya sendiri. "Apakah saya siap mempertanggung jawabkan keilmuan saya, kegunaan saya belajar ini, ketika di hari yang saya "takuti" nanti?" Apakah saya siap untuk menjawab ketika malaikat mempertanyakan kepada saya, untuk apa saja umur saya, saya habiskan? Apakah saya terlalu berani untuk mendukung hal yang dilarang Tuhan saya? Apakah saya terlalu berani untuk melukai hati junjungan saya, Nabi Muhammad SAW? Apakah saya seberani itu membuat nabi saya sedih ketika di ujung maut saja, beliau menangisi umatnya? Duh Gusti.. :'(

Itu sebabnya, saya tidak sedih ketika dosen saya memberi nilai E1 untuk essay saya di mata kuliah International Human Right. Hahahaha.. karena saya adalah satu2nya yang masih kekeuh menulis bahwa hukuman mati itu boleh disaat topiknya adalah "seharusnya hukuman mati dilarang."

atau

Saya mendapat C1 untuk essay di semester lalu tentang topik yang terkait dengan LGBT, wkwkwkw. Saya dengan jelas beranggapan bahwa LGBT memang tidak boleh menurut agama dan peraturan di negara saya. :D

Anehnya, urat malu saya seakan putus ketika teman2 menanyakan saya dapat nilai berapa essaynya. Karena saya tetap beranggapan bahwa nilai essay tidak mencerminkan seberapa paham kita terhadap suatu masalah. Ini tergantung pada kepercayaan dan sudut pandang kita. Dan toh yang dinilai adalah pemikiran saya, jadi dimana letak saya harus malunya? 

Jadi, untuk apa saja umurmu?
Itu masih menjadi pertanyaan yang menakutkan bagi saya sehingga saya takut untuk berlaku yang aneh2 dan merugikan saya suatu hari nanti.

Sunday, June 4, 2017

Tempat Belanja Murah dan Halal di Aberdeen

10:15 PM Posted by Kaki Rima No comments

Hi, inshaAllah beberapa bulan lagi, saya dan suami akan pulang ke tanah air for good! Alhamdulillah. Nah, sembari menulis tugas akir di musim panas semester ini,  saya tiba-tiba kepikiran untuk menulis tempat belanja murah (dan halal) berdasarkan pengalaman saya tinggal di Aberdeen, Skotlandia, United Kingdom. Harapannya kalau ada yang ketik ini di google, informasi ini bisa bermanfaat. Soalnya, tahun lalu, ketika saya mengetik kata kunci seperti itu, saya hanya menemukan satu blog yang menulis tentang ini. Jadi mudah2an membantu meskipun mungkin tidak seperti yang diharapkan, hehehe, tapi alhamdulillah juga PPI Aberdeen kali ini juga membantu sekali teman2 yang ingin tahu mengenai kota ini beserta tempat belanja murah (dan halal)nya. hehehe.. Yuk cus biar gak lama-lama. 

1. LIDL
Di Lidl ini, kita bisa menemukan banyak sekali barang termurah seantero Aberdeen. Saingannya itu ALDI, tapi kalau kalian tinggal di wilayah King Street, tentu menuju ALDI sudah PR sendiri ya. Soalnya saya pernah jalan kaki sekitar 40 menit dan membawa barang belanjaan yang banyak, yang mana setelah ditimbang dan dipikir-pikir, harganya 11-12 dengan yang dijual di LIDL, jadi menurut saya yang tinggal hanya 5 menit jalan kaki lambat disini, buang-buang waktu dan tenaga untuk belanja di ALDI. hahaha.. ditambah lagi, roti yang dijual di ALDI tidak se-fresh seperti yang dijual di LIDL. Ditambah lagi, aura ALDI lebih senyap dibanding dengan LIDL (ahhahaha.. aura!). Oiya, apa saja yang kalian bisa temukan di LIDL? banyak! jadi LIDL ini sejenis swalayan gitu, jadi banyak yang bisa dibeli, seperti sayuran, buah-buahan, beras, minyak goreng, keju, susu segar, banyak! Oiya, TIPS untuk belanja di LIDL! Hahaha, setiap minggu LIDL akan mengadakan semacam Sale of The Week! Jadi kalau misal minggu ini dia kasih diskon untuk harga Onion, biasanya dari 83 pence menjadi 63 pence, menurut saya, beli saja sebanyak yang kamu butuhkan. Perlu diingat juga biasanya dalam seminggu, kamu perlu berapa onion untuk dicampur dimasakan kamu. Kedua, LIDL ini sering banget "muter" harga, misal: selama beberapa bulan, harga blueberry untuk 500 gram dijual seharga 1 pounds. Nah, bisa jadi di beberapa bulan setelahnya harganya cuman 85 pence, tapi harga Pak Choy yang awalnya 63 pence menjadi 84 pence untuk beberapa bulan setelahnya. Jadi menurut pengamatan saya, itu harganya diputer, bulan ini apa yang murah, bulan itu apa yang murah. Begitu. Hahaha.. Saya ini pengamat harga Pak Choy dari pertama kali saya ada di Aberdeen dari bulan Agustus 2016. Awalnya harga Pak Choy cuman 58 pence, trus pelan-pelan tapi pasti merambat menjadi 63, 87, dan 1 pounds trus sekarang jadi 1 pounds 26 pence. Males kan? hahahha.. 

2. ALDI
Untuk ALDI, saya cuman dua kali belanja disana, abis gitu saya balik ke LIDL terus, karena selain gak sanggup nahan hembusan angin, saya juga lelah harus terus menerus jalan kaki sambil bawa barang. hahaha..

3. FAIR DEAL
Nah, untuk belanja di FAIR DEAL ini, kalian bisa diuntungkan kalau kalian sepulang dari kampus atau perpustakaan. Kenapa? karena eh karena, hehehe, karena jaraknya deket dari SIR RICE DUNCAN LIBRARY. Hhaha.. tapi meski deket, saya masih sering minta gendong suami kalau capek. Iya! Gendong belakang beneran! wkwkkw.. 
Trus, alhamdulillahnya, 100 persen produk yang dijual di toko ini HALAL semuanya! Iyaaaa, HALAL! Alhamdulillah wa syukurilah, ukhti! Jadi kalau abis dari perpus dan males ke city centre, bisalah beli disini, beli daging sapi oke! Beli Ayam oke! Trus disini juga jual penebah lo. Tahu kan? yang buat mbersihin tempat tidur, hahaha.. Ada bumbu rendang juga disini. Jadi kemarin kami sempat masak rendang yang udah di-marinate selama 42 jam di kulkas. Hikikikikkk.. Tapi ya jangan harap rasa rendangnya jos, ya jos sih sebenernya, cuman ya gitu. enak sih! Hahhaa.. mau bilang kurang greget gak anggup nulisnya! :p Oiya, mana bumbu rendangnya diklaim punya Singapore lagi! Bete! Padahal kan itu asli Indonesia! hu-uh!

Satu lagi, saran saya, sering nanya petugasnya harganya disana, karena sayangnya untuk ukuran toko yang jual produk halal, harga disini tidak tercantum dengan jelas, jadi menurut saya itu sih kekurangannya, lainnya? Alhamdulillah wa syukurilah, ya ukhti!
btw, kalau kalian cari kurma dan madu ukuran besar, bisa nemu disini, kemarin saya beli madu ukuran 1 kilo harganya 4.99 pounds. Lebih murah ketimbang beli yang ukuran beberapa mili tapi harganya 1.99 pounds. 
Seperti sabda Rasul, Rumah itu tidak ada makanan kalau tidak ada kurma dan madu. Jadi kami beli kurma dan madu terus, hehehe.. 

4. RICE and SPICE
Nah, ini deket banget sama City Centre, apa yang kalian bisa temukan disini? menurut saya ini versi mininya FAIR DEAL! Kalian bisa temukan apa saja disini dan HALAL. Alhamdulillah. Mau daging sapi? daging kambing? daging ayam? Jeroan? Kulitnya doang? Monggo dibeli dan dipilih, Hehhehe.. Oiya, Toko Rice and Spice ini ada dua toko, saling berhadapan dan berseberangan, jadi kalau pas di toko A gak ada, nyebrang aja di toko B. hehhee.. 

5. MATHEWS
Saya gak jamin bener tulisannya ya, haha.. tapi saya sering beli disini. Bohong ding! Yang bener, saya belum pernah kesana tapi suami saya yang sering! Ada apa disana? Kalian kangen indomie khas Indonesia? Atau KIMCHI? wkwkwkkw.. Sebagai penggemar KIMCHI sebelum terbang kemari, saya sudah kangen makan KIMCHI di 15 hari pertama tinggal di Aberdeen. Alhamdulillah ada KIMCHI di sini jadi saya minta tolong suami buat beliin KIMCHI disini. hehehehe.. Kalau beli di JAKARTA, saya biasa beli per 1 kilo nya 100rb, kalau disini 500 gram 4.99 pounds, jadi ya beda2 tipis ya. Tapi buat tombo pingin gpplah ya. Hehehhee.. 

6. MORRISONS
Saya pergi ke Morrisons kalau buat beli tinta aja, wkwkwkkw, lainnya, saya lebih suka belanja di LIDL, karena selain lebih ekonomis juga jaraknya lebih dekat dengan rumah saya. :) Oiya, ini juga lebih dekat dengan arah City Centre lo. Hehehe..Jadi kalau kalian tinggalnya lebih ke arah city centre, mungkin bisa pergi kemari. 

7. ASDA
Nah, Kalau ASDA, itu lokasinya berdekatan dengan ALDI. Satu kompleks sih, jaraknya dekat banget juga sama pantai, yang sampai sejauh ini saya belum pernah kesana, hahaha. Bisa juga belanja disini. Toko ini lebih kayak jual peralatan rumah tangga, seperti piring, gelas, baju juga ada, dan barang-barang lainnya tapi juga ada buah, sayur, dan sebagainya gitu. Jadi silahkan coba saja kemari untuk berbelanja kebutuhan anda. hehe..

8. PRIMARK
Nah, kalau ini sebenarnya bukan termasuk tempat belanja makanan ya, tapi diikutin aja karena kalau butuh belanja yang super murah untuk keperluan harian bisa pilih disini. Seperti sprei, bantal, selimut, dsb, silahkan datang kemari. Selain itu disini juga jual seperti jaket, baju tidur, tas, dan lain sebagainya, yang jelas tidak ada makanan yang dijual disni. heheheh

Oke, jadi 8 toko diatas adalah toko yang bisa kalian datangi selama kalian tinggal di Aberdeen untuk memenuhi kebutuhan kalian ya.

Mudah-mudahan informasinya bermanfaat. 

Good luck!

Cheers,

R


Tuesday, April 4, 2017

Pengalaman mengurus visa Turki, April 2017

2:41 PM Posted by Kaki Rima No comments
Hari ini, 3 April 2017, begitu bangun tidur, saya langsung bilang sama suami kalau saya ingin jalan-jalan ke Turki. Karena bulan ini saya akan mengikuti kompetisi ke Vienna, Austria, jadi jelas, bulan ini sudah tidak mungkin lagi bagi kami untuk pergi ke Turki. 

Kami akhirnya memutuskan untuk berangkat dari London, karena berdasar pengalaman, berangkat dari Aberdeen atau Edinburgh, harga tiketnya tidak masuk akal. Padahal harga naik pesawat ke London saja tidak semahal itu, hehe, jadi sebagai penggemar harga tiket pesawat murah, kami memutuskan untuk membeli tiket dari London. Setelah melihat2 di Skyscanner, akhirnya kami memutuskan untuk membeli tiket British Airways dengan pertimbangan perjalanan pesawat lebih dari 2 jam, jadi jelas kami membeli kenyamanan. Kami mendapat harga 110 pounds untuk tiket pp/tiket dari London-Istanbul dan juga sebaliknya. Plus, kami sudah mendapat bagasi 23 kilo masing-masing penumpang dan 1 handbag. Menurut saya, untuk 7 hari perjalanan sudah cukup, hehehe, karena saya berniat membeli karpet, jadi bagasi suami saya bisa digunakan untuk menampung karpet saat kepulangan nanti. :D

Tiket - check!

Sekarang VISA!!
Dari jaman saya keranjingan jalan-jalan, menurut saya mengurus visa Turki ini adalah yang paling mudah, cepat, dan efisien. Karena hanya membutuhkan waktu maksimal 5 menit untuk mengurusnya dan setelah itu visa ada di tangan.

https://www.evisa.gov.tr/en/

Teman-teman silahkan mengklik link di atas dan ikuti tata caranya, cukup siapkan passport, debit/credit card, selesai. :D

Dan serunya, kita tidak perlu mengirimkan passport kita, cukup mengetik info yang ada di passport dan menuliskannya di kolom yang tersedia. Sangat menyenangkan. hehehe..

Visa - check!

Alhamdulillah.. Urusan tiket dan visa sudah kelar, artinya sudah bisa lega dan menunggu hari keberangkatan sajaaa.. yeyeyeye.. oiya, harganya sekitar 25 dollar untuk mengurus visa, lebih tepatnya 25 dollar sekian, saya lupa sekiannya padahal baru mengurus, wkwkwkw. Tapi yang jelas, masih terjangkau kan. :D

Untuk hotel, saya membookingnya dari booking.com, yang jelas saya tidak ingin mencari hotel yang jauh dari city centre dan tidak dapat sarapan, hahaha, karena saya dan suami tipe orang yang menikmati momen sarapan, jadi akan lebih baik (menurut kita) bila turun dari kamar, sarapan sudah jelas ada dan tersedia, dan kita bisa menikmatinya tanpa bingung merogoh kocek lagi karena sudah include dari harga hotel. Oiya, harganya cukup terbilang terjangkau kok hotelnya. Kita hanya perlu cermat saja dan menyesuaikan dengan kebutuhan kita.

Jadi, selamat mencoba juga ya!

Cheers!

Wednesday, March 22, 2017

Proses belajar yang pedih: Suka "suka" belajar di luar negeri (2)

4:33 AM Posted by Kaki Rima 1 comment
Sebelum ujian lisan terakhir hari ini (Selasa, 21 Maret 2017), saya kembali memikirkan untuk apa saya ada disini. Saya merenung tentang komen panel minggu lalu, saat saya mendapat nilai C2. Jujur saya sempat merasa sedih saat itu, tapi saya berpikir bahwa sampai di titik ini, saya sudah berprogres dengan luar biasa, jadi apa yang saya dapat (baca: C2) sebenarnya tak cukup merepresentasikan "kebesaran" dari hal yang sudah saya dapat dibalik proses ini semua. 

Saya dengan lebih serius lebih mempersiapkan diri sejak beberapa hari lalu. Bertarung dengan waktu dan kegiatan akademis lainnya. Mencoba membagi sebisa dan seadil mungkin, meski sangat ngos-ngosan. Kuliah disini memang serasa naik roller coaster, sekali curam rasanya cleki-clekit, begitu juga ketika naik, rasanya senang-senang semriwing gitu, hehehe..

Saya membaca dua kasus dengan sangat teliti, merangkumnya, mempersiapkan dengan kalimat saya sendiri mengenai apa yang harus saya sampaikan melalui note kecil yang saya potong dari kertas A4 menjadi 3 bagian. Saya terus menggunakan metode tersebut karena sejauh ini, buat saya, kertas kecil itu sangat ampuh dan berguna.

Saya bangun sangat terlambat dari biasanya hari ini, selain stres, saya merasa tidur saya tak nyenyak. Kata suami saya sempat mengigau, untungnya yang saya panggil dalam igauan saya adalah nama suami, coba kalau nama dosen, hahaha, bisa runyam kan? hekekek.. Jadi intinya saya baru memulai hari saya pukul 7. Saya membuka buku dan kasus itu kembali, kembali berlatih dengan menggunakan stopwatch dan sejauh saya berlatih dua kali, saya selesai dalam waktu 12 menit. Saya terdiam sambil berpikir apakah spare waktu 3 menit untuk menjawab pertanyaan merupakan keputusan yang bijak atau tidak. Saya terus mengulang latihan sampai saya melirik jam dinding menunjukkan pukul 9.20. Saya panik karena saya ada kelas tambahan pukul 10 siang ini, untung saya sudah mandi jadi saya hanya perlu membuat telor dan roti untuk sarapan, membereskan barang, dandan dan cao. Terdengar ambisius untuk dilakukan selama 40 menit kan? hahaha.. tapi nyatanya saya berhasil. 

-----

Saya kembali berjalan menuju Mac Robert 250 (MR) setelah kelas International Human Right yang tumben-tumbennya diadakan di CruickShak apapun lah namanya itu, ahhahaa. Dalam perjalanan yang panjang karena itu dari ujung ke ujung saya kembali berpikir sekaligus menenangkan diri. Karena ujian terakhir pastinya akan jadi lebih brutal untuk mata kuliah ini. Percaya deh! Dan nyatanya benar, karena dosen penguji kali ini adalah Tina Hunter, pakarnya arbitrase dan Roy Partain! Oh my gosh! Saya lebih panik lagi ketika mereka minta ijin untuk melakukan aksi brutal kepada kami, karena mereka tidak ingin kami lengah dalam menganalisis dan meyakinkan hakim di saat kompetisi nanti - kompetisi sesungguhnya (baca nanti: Finally, Vienna -My first international competition). 

Saya mendapat urutan kelima alias terakhir untuk mempresentasikan isu no 3 dari sisi Respondent. Saya terhenyak menyaksikan Tina membabat habis teman-teman saya, tidak ada yang bisa berkutik dan bernafas lega. Semuanya dibabat habis. Saya? bahkan tangan saya berkeringat, tapi saya terus berusaha mengendalikan diri saya. Saya sempat menyesal karena tidak membawa obat asma karena saya bisa merasakan tekanan batin ini tidak hanya di dada, tapi sudah sampai punggung dan perut. Rasanya aneh, setengah hangat-perih-campur aduk, yang jelas ini bukan perasaan yang nyaman. Saya akhirnya memutuskan berdoa. Membaca doa agar saya dimudahkan dalam lisan dan berdoa agar mereka tidak banyak bertanya sampai dengan saya selesai mempresentasikan semuanya. Akhirnya giliran tim Respondent yang mempresentasikan submission kami. Yafan, salah seorang teman saya, bukan tipe yang gampang kalah menurut saya, yang pada akhirnya juga dikatakan juga oleh Tina di akhir meeting hari ini. Dia tipe yang terus berjuang sampai titik darah penghabisan untuk kembali melawan juri. Saya jadi percaya diri karena Yafan. Saya mulai terpengaruh untuk memiliki mental seperti dia, yang percaya diri, masalah salah atau tidak, itu urusan nanti. 

Yafan mengakhiri presentasinya dimenit ke 14. Rekor pertama bagi tim ini karena biasanya kami selalu kehabisan waktu untuk menyelesaikannya. Saya terdiam. Memulai dengan percaya diri. Batin saya terus mengatakan, "lawan terus Rima. Bangkit! Bisa! Bisa!" dan saya benar-benar mempraktekannya. Ada pertanyaan, saya jawab dan tanpa menunggu lagi, saya terus berusaha menyelesaikan presentasi saya. Begitu terus sampai saya berhasil menyelesaikan presentasi saya dimenit yang sama dengan Yafan - menit 14. Alhamdulillah! Setidaknya saya selesai setelah menggunakan waktu saya dengan baik tanpa harus membuang argumen2 penting. Saya lega. Lega.. Rasanya kayak merayakan kemenangan Indonesia Raya! Plong! Padahal belum tahu nilainya tapi rasanya bebas. 

Seperti biasa, kami harus menunggu di luar saat dosen melakukan diskusi. Saya tak berharap banyak, karena saya berpikir saya harus move on untuk fokus ke mata kuliah berikutnya. Essay menanti setelah janji temu dengan supervisor saya esok hari, dan saya belum membaca satu treaty-convention-atau uu satupun. Saya stres. Hahahahhaa.. pingin makan sushi, pingin pacaran sama suami.. huhuhuuu... 

Akhirnya setelah menunggu 25 menit di luar, kami dipanggil masuk dan diberikan feed back. 

Pembicara terbaik
Yes, Tina Hunter dan Roy Partain menyebut nama saya hari ini. Saya diam. Kaget. Apalagi Roy terus menyampaikan dia sangat kaget dengan perkembangan saya yang massive dari 5 bulan lalu. Katanya saat pertama kali bertemu saya, saya hanyalah gadis pemalu yang hanya berbicara sebisanya, dan sekarang? saya berbicara - tanpa henti, dengan kalimat yang tidak sederhana, bahkan bisa berdebat dengan menggunakan bahasa inggris hukum dengan mengawinkan fakta dengan hukum. Tidak! tidak hanya hukum, tapi juga kasus. 

Saya masih tidak sadar kalau itu merupakan pujian, karena otak saya masih terus berpikir kemana arah pembicaraan ini sampai akhirnya Tina Hunter juga menyampaikan bahwa saya berhasil menyampaikan fakta dengan hukum dengan baik, meski sangat bisa ditebak kemana arahnya, tapi itu bagus. Dan aksen saya? hahaha.. mereka sepakat bahwa kata mereka aksen saya sangat Australia. Entah apa maksudnya. 

Happy? jelas. Tapi perasaan saya saat itu lebih kearah lega. Lega karena tidak akan ada lagi ujian macam iniiiiii - ujian rasa roller coaster vanilla. Yeyyyy!!!!!

Hahahahhaa.. Alhamdulillah. 

Setidaknya saya lebih percaya lagi dengan kemampuan diri sendiri dan terus belajar untuk meyakinkan hakim ketika lomba bulan April nanti. 

Yang jelas, setidaknya kerja keras ini sudah terbayar di hari akhir ujian lisan.

Saya? pembicara terbaik? are you kidding me? 

"Terkadang saat kita "dijatuhkan", disitu juga kita dilatih mengenai bagaimana cara untuk naik ke tingkat yang lebih tinggi."

Aberdeen, 21 Maret 2017
9.33 PM