Wednesday, March 22, 2017

Proses belajar yang pedih: Suka "suka" belajar di luar negeri (2)

4:33 AM Posted by Kaki Rima 1 comment
Sebelum ujian lisan terakhir hari ini (Selasa, 21 Maret 2017), saya kembali memikirkan untuk apa saya ada disini. Saya merenung tentang komen panel minggu lalu, saat saya mendapat nilai C2. Jujur saya sempat merasa sedih saat itu, tapi saya berpikir bahwa sampai di titik ini, saya sudah berprogres dengan luar biasa, jadi apa yang saya dapat (baca: C2) sebenarnya tak cukup merepresentasikan "kebesaran" dari hal yang sudah saya dapat dibalik proses ini semua. 

Saya dengan lebih serius lebih mempersiapkan diri sejak beberapa hari lalu. Bertarung dengan waktu dan kegiatan akademis lainnya. Mencoba membagi sebisa dan seadil mungkin, meski sangat ngos-ngosan. Kuliah disini memang serasa naik roller coaster, sekali curam rasanya cleki-clekit, begitu juga ketika naik, rasanya senang-senang semriwing gitu, hehehe..

Saya membaca dua kasus dengan sangat teliti, merangkumnya, mempersiapkan dengan kalimat saya sendiri mengenai apa yang harus saya sampaikan melalui note kecil yang saya potong dari kertas A4 menjadi 3 bagian. Saya terus menggunakan metode tersebut karena sejauh ini, buat saya, kertas kecil itu sangat ampuh dan berguna.

Saya bangun sangat terlambat dari biasanya hari ini, selain stres, saya merasa tidur saya tak nyenyak. Kata suami saya sempat mengigau, untungnya yang saya panggil dalam igauan saya adalah nama suami, coba kalau nama dosen, hahaha, bisa runyam kan? hekekek.. Jadi intinya saya baru memulai hari saya pukul 7. Saya membuka buku dan kasus itu kembali, kembali berlatih dengan menggunakan stopwatch dan sejauh saya berlatih dua kali, saya selesai dalam waktu 12 menit. Saya terdiam sambil berpikir apakah spare waktu 3 menit untuk menjawab pertanyaan merupakan keputusan yang bijak atau tidak. Saya terus mengulang latihan sampai saya melirik jam dinding menunjukkan pukul 9.20. Saya panik karena saya ada kelas tambahan pukul 10 siang ini, untung saya sudah mandi jadi saya hanya perlu membuat telor dan roti untuk sarapan, membereskan barang, dandan dan cao. Terdengar ambisius untuk dilakukan selama 40 menit kan? hahaha.. tapi nyatanya saya berhasil. 

-----

Saya kembali berjalan menuju Mac Robert 250 (MR) setelah kelas International Human Right yang tumben-tumbennya diadakan di CruickShak apapun lah namanya itu, ahhahaa. Dalam perjalanan yang panjang karena itu dari ujung ke ujung saya kembali berpikir sekaligus menenangkan diri. Karena ujian terakhir pastinya akan jadi lebih brutal untuk mata kuliah ini. Percaya deh! Dan nyatanya benar, karena dosen penguji kali ini adalah Tina Hunter, pakarnya arbitrase dan Roy Partain! Oh my gosh! Saya lebih panik lagi ketika mereka minta ijin untuk melakukan aksi brutal kepada kami, karena mereka tidak ingin kami lengah dalam menganalisis dan meyakinkan hakim di saat kompetisi nanti - kompetisi sesungguhnya (baca nanti: Finally, Vienna -My first international competition). 

Saya mendapat urutan kelima alias terakhir untuk mempresentasikan isu no 3 dari sisi Respondent. Saya terhenyak menyaksikan Tina membabat habis teman-teman saya, tidak ada yang bisa berkutik dan bernafas lega. Semuanya dibabat habis. Saya? bahkan tangan saya berkeringat, tapi saya terus berusaha mengendalikan diri saya. Saya sempat menyesal karena tidak membawa obat asma karena saya bisa merasakan tekanan batin ini tidak hanya di dada, tapi sudah sampai punggung dan perut. Rasanya aneh, setengah hangat-perih-campur aduk, yang jelas ini bukan perasaan yang nyaman. Saya akhirnya memutuskan berdoa. Membaca doa agar saya dimudahkan dalam lisan dan berdoa agar mereka tidak banyak bertanya sampai dengan saya selesai mempresentasikan semuanya. Akhirnya giliran tim Respondent yang mempresentasikan submission kami. Yafan, salah seorang teman saya, bukan tipe yang gampang kalah menurut saya, yang pada akhirnya juga dikatakan juga oleh Tina di akhir meeting hari ini. Dia tipe yang terus berjuang sampai titik darah penghabisan untuk kembali melawan juri. Saya jadi percaya diri karena Yafan. Saya mulai terpengaruh untuk memiliki mental seperti dia, yang percaya diri, masalah salah atau tidak, itu urusan nanti. 

Yafan mengakhiri presentasinya dimenit ke 14. Rekor pertama bagi tim ini karena biasanya kami selalu kehabisan waktu untuk menyelesaikannya. Saya terdiam. Memulai dengan percaya diri. Batin saya terus mengatakan, "lawan terus Rima. Bangkit! Bisa! Bisa!" dan saya benar-benar mempraktekannya. Ada pertanyaan, saya jawab dan tanpa menunggu lagi, saya terus berusaha menyelesaikan presentasi saya. Begitu terus sampai saya berhasil menyelesaikan presentasi saya dimenit yang sama dengan Yafan - menit 14. Alhamdulillah! Setidaknya saya selesai setelah menggunakan waktu saya dengan baik tanpa harus membuang argumen2 penting. Saya lega. Lega.. Rasanya kayak merayakan kemenangan Indonesia Raya! Plong! Padahal belum tahu nilainya tapi rasanya bebas. 

Seperti biasa, kami harus menunggu di luar saat dosen melakukan diskusi. Saya tak berharap banyak, karena saya berpikir saya harus move on untuk fokus ke mata kuliah berikutnya. Essay menanti setelah janji temu dengan supervisor saya esok hari, dan saya belum membaca satu treaty-convention-atau uu satupun. Saya stres. Hahahahhaa.. pingin makan sushi, pingin pacaran sama suami.. huhuhuuu... 

Akhirnya setelah menunggu 25 menit di luar, kami dipanggil masuk dan diberikan feed back. 

Pembicara terbaik
Yes, Tina Hunter dan Roy Partain menyebut nama saya hari ini. Saya diam. Kaget. Apalagi Roy terus menyampaikan dia sangat kaget dengan perkembangan saya yang massive dari 5 bulan lalu. Katanya saat pertama kali bertemu saya, saya hanyalah gadis pemalu yang hanya berbicara sebisanya, dan sekarang? saya berbicara - tanpa henti, dengan kalimat yang tidak sederhana, bahkan bisa berdebat dengan menggunakan bahasa inggris hukum dengan mengawinkan fakta dengan hukum. Tidak! tidak hanya hukum, tapi juga kasus. 

Saya masih tidak sadar kalau itu merupakan pujian, karena otak saya masih terus berpikir kemana arah pembicaraan ini sampai akhirnya Tina Hunter juga menyampaikan bahwa saya berhasil menyampaikan fakta dengan hukum dengan baik, meski sangat bisa ditebak kemana arahnya, tapi itu bagus. Dan aksen saya? hahaha.. mereka sepakat bahwa kata mereka aksen saya sangat Australia. Entah apa maksudnya. 

Happy? jelas. Tapi perasaan saya saat itu lebih kearah lega. Lega karena tidak akan ada lagi ujian macam iniiiiii - ujian rasa roller coaster vanilla. Yeyyyy!!!!!

Hahahahhaa.. Alhamdulillah. 

Setidaknya saya lebih percaya lagi dengan kemampuan diri sendiri dan terus belajar untuk meyakinkan hakim ketika lomba bulan April nanti. 

Yang jelas, setidaknya kerja keras ini sudah terbayar di hari akhir ujian lisan.

Saya? pembicara terbaik? are you kidding me? 

"Terkadang saat kita "dijatuhkan", disitu juga kita dilatih mengenai bagaimana cara untuk naik ke tingkat yang lebih tinggi."

Aberdeen, 21 Maret 2017
9.33 PM




1 comments:

paquitoraabe said...

Casino of the Oz Resort - Mapyro
Find 아산 출장마사지 the perfect Casino of the Oz Resort in Oxnard, NV 영천 출장마사지 and 제주 출장안마 other places to 군산 출장샵 stay. Casino of the Oz Resort. Rating: 3.9 · ‎29 익산 출장샵 reviews