Monday, March 13, 2017

Proses belajar yang pedih : Suka "suka" belajar di luar negeri (1)

1:22 AM Posted by Kaki Rima No comments
Saya membuat tulisan ini, ketika saya sedang istirahat dari proses persiapan untuk ujian lisan besok jam 11 di MR 315 (Mac Robert) University of Aberdeen. Kali ini, waktu persiapan saya memang terbilang lebih panjang, karena ada jeda sekitar beberapa minggu setelah ujian lisan yang kedua bulan Februari 2017 lalu. Tapi jangan pernah bayangkan bahwa jeda waktu beberapa minggu tersebut bisa membuat saya berleha-leha. Jangan! Saya benar-benar kehabisan waktu disini. Riset untuk dissertation plan, riset untuk dua essay, ditambah proses keberangkatan menuju Vienna ini benar-benar menguras waktu, tenaga dan pikiran. Perut saya sampai kram belakangan ini. Boleh dibilang stres, boleh dibilang terlalu banyak berpikir, tapi inilah faktanya. Kemarin malam, saya, ditemani oleh suami, baru saja pulang dari Edinburgh, kota cantik di Skotlandia ini. Yes, bukan untuk jalan-jalan, melainkan untuk mendaftar pengajuan visa. Mungkin kedengarannya menyenangkan, tapi percaya deh, saya sampai nangis dipeluk suami biar tenang karena mengurus banyak hal diwaktu bersamaan dan halangannya tak hanya selebar daun kelor atau daun-daun lainnya. Kemriyek kalau kata orang Jawa. Hahaha..

Sampai saya sudah berangkat dari rumah sehari sebelum janji temu saya di VFS untuk penyerahan berkas, saya belum juga mendapatkan tiket pesawat dari kampus. Bayangkan kegalauan saya saat itu? Saya juga tahu mereka banyak yang dikerjakan, tapi sungguh, kamipun lelah dan sudah malas untuk membayangkan kegagalan dari aplikasi visa saat kita sudah menghabiskan 3 jam di bis menuju Edinburgh dan membawa buku pelajaran untuk belajar dimanapun di sudut kota tersebut. Beban lah. 

Akhirnya, semua berjalan lancar setelah mereka berkali-kali mengucapkan maaf karena saya harus melalui ini. At least, saya jadi optimis sekarang saat saya sudah punya tiket pesawat karena mendaftar aplikasi visa memang harus punya tiket pesawat yang sudah terbayar kan? 

Balik lagi ke kelelahan proses ini, 

Saya percaya betul bahwa "kesakitan" ini tidak hanya dirasakan oleh saya. Yakin soal itu. Setiap pelajar yang merantau untuk belajar, pasti bisa merasakan suka duka nya dan saya pun sangat bersyukur untuk setiap prosesnya. Untuk itulah saya ingin membagi cerita ini, membagi cerita bahwa belajar di luar negeri tak melulu tentang jalan2, bahkan saya hanya bisa jalan2 saat musim liburan saja, selebihnya perpustakaan adalah rumah kedua bagi saya setelah flat 693 di kingstreet ini. Makan juga lebih tidak teratur, karena meski sudah diproject sedemikian rupa, menurut saya beban perjalanan akademis ini memang tak rileks apabila dijalankan selama satu tahun saja. 

Bahkan minggu lalu, ada kawan saya yang protes di kelas, saat dosen saya menanyakan mengapa ia tidak belajar dan tidak berpartisipasi dalam ruang diskusi di kelas. Sayapun sebenarnya tidak berpartisipasi karena saya memilih tidak mempersiapkan diri untuk seminar, dibanding saya harus mengorbankan waktu saya untuk riset yang jauh lebih penting. Bukan menyepelekan seminar, tapi menurut saya, aktif di seminar tidak akan memberikan nilai seperti di hal lain saat saya melakukan riset untuk dissertation plan dan essays misalnya. Jadi disini saya bermain strategi dalam pemilihan hal yang harus saya prioritaskan. 

Teman saya tersebut protes karena ia harus mengikuti kelas critical legal thinking, yang mana memang setiap anak baru harus memiliki banyak argumen dan terlibat dengan beberapa project di kelas tersebut. Kebetulan juga dia anak Januari, hehehe, trus dia harus sudah menyiapkan dissertation plan, essays, dan juga seminar. Terang saja dia berang. Dan ketika ada dosen yang menanyakan hal tersebut, dia langsung mengungkapkan kekesalannya pada sistem belajar disini. Saya? ngaplo, karena baru tahu kalau boleh ya mengungkapkan hal seperti itu dengan pemikiran seperti itu dan nada seperti itu di kelas? hahahhaa.. entah lah. Yang jelas, saya memilih diam di kelas dan mencatat apa yang perlu dicatat. Sementara Ana dan Deepika, kedua sahabat saya dikelas, sengaja duduk di sebelah saya saat itu agar saya tidak kelabakan saat misal ditanya dosen. Mereka paham betul kondisi saya yang sudah "babak belur" dengan banyak hal ini. Alhamdulillah, mereka membantu.

Bulan lalu, Februari 2017, saya sampai mimisan seminggu tiga kali. Serunya, selama 10 menit saya melihat kucuran darah mengalir dari hidung tanpa henti. Saya menghela nafas dan istighfar, bahkan sekarang saya tahu kapan saya akan mimisan hanya dari perasaan saya ketika merasakan ada sesuatu yang aneh mengalir di tenggorokan saya. Suami saya jelas panik. Jelas. Istri tercantik dan terunyunya berdarah hidung dalam seminggu sampai tiga kali, menurut situ?
Jadi mulai saat itu, setiap kali saya rebahan, terlihat lelah, suami akan datang dengan damai untuk memijat kaki kaki, memeluk saya saat saya sedang diam, dan membiarkan saya joget2 tak jelas kalau sudah mencari perhatian, hahaha..

Tapi saya pasti bisa melalui ini, proses belajar yang melelahkan, tapi akan menghasilkan buah yang manis suatu hari nanti. 

Jam 6.15 sore, 12 Maret 2017.
Saya tahu bahwa saya akan merindukan tempat ini dengan sangat. Melihat langit yang sudah tak terlihat mataharinya dengan cuaca sejuk hari ini, tenang dan nyaman. Jelas saya akan merindukannya ketika saya pulang ke tanah air nanti. Tapi saya masih punya kesempatan untuk melanjutkan sekolah lagi nanti, S3 adalah peluang saya untuk merasakan hidup merantau ke tanah orang, untuk belajar dan menuntut ilmu lagi. Mudah2an Allah membukakan jalan bagi saya dan suami agar semua niat kami dimudahkan. Karena jelas, saya ingin bermanfaat bagi banyak orang melalui pengetahuan yang tinggi. Saya ingin belajar banyak karena saya juga tidak tahu banyak serta menggali banyak hal yang tak saya ketahui dari banyak sisi budaya, cara berpikir, lingkungan, dan banyak hal. Saya mau belajar banyak untuk disebarkan, agar banyak orang yang bisa merasakan manfaat dari proses belajar ini. 

Akhirnya,
Saya harus mengakhiri proses ketik mengetik dan berbagi cerita ini, karena saya harus menyiapkan kembali beberapa argumentasi yang saya akan gunakan untuk ujian lisan esok hari. 
Bismillah, dari proses belajar yang pedih, inshaAllah akan melahirkan semangat baru untuk berkarya dan bermanfaat untuk banyak orang. InshaAllah.  

Al fatihah untuk kedua orang tua saya yang ada di Indonesia, 
untuk semua orang yang mendoakan saya, 
mudah2an Allah membalas kebaikan mereka dengan surga dan ampunan atas dosa2 mereka, karena mereka sudah berbaik hati mendoakan saya agar saya baik2 saja di tanah rantau ini dan tetap semangat dan jernih pikirannya untuk terus belajar. Al fatihah. aamiin. 

0 comments: