Wednesday, February 22, 2017

Second Panel Assessment : Menuju Vienna 2017

6:01 AM Posted by Kaki Rima No comments
Saya mengambil mata kuliah ini awalnya hanya karena saya mau mencoba mengikuti proses seleksinya. Sudah positif thinking kalau saya tidak akan lolos, maka kala itu saya beranikan diri mengirim selembar CV yang sudah saya perbarui ke koordinator program mata kuliah tersebut. "Applied Advocacy Skill" adalah mata kuliah yang pada akhirnya saya ikuti karena anehnya saya masuk dan terpilih dalam program yang ternyata memang disiapkan untuk mengikuti moot court competition itu. Kaget? tentu. Tapi sudah kepalang basah untuk mundur. Entah kenapa, rasanya saya memang sudah digariskan untuk tetap berada di track ini. Begitu terus kejadiannya sampai saya ada di titik ini.

Mata kuliah ini berjalan selama 2 semester. Yup untuk mata kuliah dengan beban kredit hanya 30, mata kuliah ini menurut saya benar-benar berat, karena selain mengikuti mata kuliahnya, kami juga harus mengikuti mata kuliah tambahan. "Sit in" kata mereka, hanya duduk, ikut kelas dengan ijin, namun tidak ikut ujiannya. Tapi tetap, otak saya serasa penuh, karena mata kuliah lain juga menuntut perhatian yang sama. 

Mata kuliah ini di semester pertama benar2 menguji kemampuan kita untuk melakukan research. Melelahkan! Saya ingat bahwa saya harus dijemput suami karena hampir tiap hari pulang dari perpus pukul 12 malam, melewati jalanan kota ini yang sudah pasti sunyi. Belum lagi teman saya, Meng Li, bahkan dia sampai tidak tidur selama 2 hari, bergadang untuk menyelesaikan memo kami. 18.000 kata! Semua bukan cuman kata-kata, tapi penuh dengan case law, argumen scholar yang pasti teruji, dan banyak jurnal yang sudah kami baca tapi terpaksa tidak dicantumkan karena ada batasan kata. Exhausted!

Setelahnya, jangan harap ketika liburan musim dingin tiba, kami bisa berleha-leha. Jangan harap! Saya ingat sekali, saat saya di Praha, desember 2016 lalu, saya duduk di depan laptop sampai larut hanya karena harus setor argumen saya. Suami terbelalak karena dikira istrinya rajin sekali mau-mainya belajar saat liburan. Biuh, sebenernya saya juga lelah, tapi email sudah penuh dengan percakapan grup dan dosen yang serba mengingatkan. Yeah, hayati lelah. Lelah sangat saat itu.

Dan hari ini setelah minggu lalu, 15 Februari 2017 saya mengikuti panel assessment saya yang pertama, hari ini, 21 Februari 2017, saya mengikuti panel assessment saya yang kedua. Berbekal pengalaman saya di mock minggu lalu, kali ini saya menyiapkan dengan lebih baik lagi. Tidak terlalu banyak yang disiapkan karena minggu ini saya mendapat kesempatan untuk mempresentasikan issue yang saya kerjakan. Alhamdulillah ada kemudahan. 

Apa hubungannya dengan Vienna?
Yup, tujuan akhir dari perjalanan "pembelajaran" ini adalah Vienna. April 2017, inshaAllah satu tim kami akan pergi ke Vienna untuk mengikuti lomba MCC. MCC internasional pertama saya. Yup, di usia 30 tahun, saya justru diberikan kepercayaan untuk mewakili universitas tempat saya belajar saaat ini. Justru disaat saya lompat dari zona nyaman saya, saya mendapat kesempatan ini. Bukan soal lombanya, melainkan kesempatan bagi saya untuk berkembang dan mengetahui dunia yang saya tidak ketahui sebelumnya. Ini lebih tentang mendobrak pintu pembatas, yang tak pernah mau dan bisa saya lewati sebelumnya. Ini soal kepercayaan, yang justru datang disaat saya sudah lebih matang dari biasanya. Ini semua soal keyakinan dan keinginan, bahwa saya mampu mengatasinya. 

Hari ini, ujian lisan kedua saya sudah terlewati. 
Kurang 2 kali ujian lagi sebelum akhirnya saya benar2 lulus untuk mata kuliah ini. 

Hayati lelah. 
Ini perjalanan panjang yang benar2 menguras energi, waktu, dan pikiran.
Tapi ya sudahlah, ini hanya akan terjadi sekali.

Bismillah.

Aberdeen. 21 Februari 2017 

0 comments: