Mencintai dengan mendengarkan

Mungkin sakit rasanya ketika kita tahu bahwa perasaan orang yang dulu ada untuk kita kini telah beralih kepada orang lain.

Mungkin pula kenyataan itu bisa berdampak sesuatu terhadap diri kita secara tak langsung di masa depan.

Perasaan itu memang rumit. Mencintai seseorang tak juga segitu mudah.

Terkadang kita harus ikhlas melepas ego kita untuk jalan yang terbaik, melepas orang yang kita sayang ketika dia bersikeras ingin lepas dari kita, meski ada resiko diapun tak tahu apa dampaknya.

Kesediaan melepas mereka, tentu bukan hal mudah, melepas seseorang yang kita sayang dan yang ingin kita bahagiakan. Tapi terkadang pilihan bukan sekedar sulit melepas atau ikhlas melepas. Nilainya lebih dari itu.

Resiko terbesarnya adalah pertaruhan diri dari kemampuan kita berbesar hati untuk menerima kenyataan bahwa cinta kita terkadang tak cukup membuatnya nyaman dan mempercayai kita.

empat tahun sudah berlalu, tapi masih pekat di ingatan kejadian menyedihkan itu. Terkadang, melihatnya sesekali dan memastikan dia bahagia adalah cara saya memastikan kebesaran hati saya membiarkannnya pergi adalah hal yang tepat, meski, jauh di lubuk hati sini, dalamnya luka itu belum juga pulih.

Tapi, saya berani.. berani memutuskan mencintainya dengan cara mendengarkan. Mendengarkan apa yang membuatnya bahagia, mendengar apa yang dia inginkan, meskipun ketika itu, mungkin dia tak tahu apa dampaknya.