Friday, February 10, 2017

Panel Talk tentang Refugee di Eropa : Cerita menyentuh hati

6:36 AM Posted by Kaki Rima No comments
Kemarin malam, 6 Februari 2017, saya menghadiri kegiatan Panel Talk yang mengusung tema "Syrian Refugee in Europe : What's happening?". Kegiatan ini di adakan di King College, KCG 8, University of Aberdeen dengan dihadiri oleh banyak orang, sebagian besar tentu mahasiswa. Meski acara diadakan pukul 6 sore, tapi acara ini benar-benar disambut secara antusias oleh banyak orang. Mungkin karena banyaknya isu-isu internasional yang tengah mengemuka terkait refugee ini, salah satunya kebijakan Donal Trump yang tengah melarang masuknya arus migrasi dari 7 negara yang dinilai memiliki mayoritas penganut ajaran Islam. Namun seperti yang tengah terjadi saat ini, perintah Presiden yang baru terpilih dengan mengalahkan kandidat kuatnya, Hillary Clinton tersebut, dinyatakan tidak konstitusional oleh hakim setempat.

Then, let's back to acara Panel Talk semalam. Acara ini pada intinya semakin menyadarkan sayang betapa besarnya cobaan hidup yang dihadapi oleh refugee ini.
Salah satu anggota panelnya mencoba menguraikan pengalaman ayah kandungnya saat mereka hijrah dari Gaza ke Aberdeen beberapa puluh tahun silam. Ia menjelaskan bahwa kehidupan kami, yang juga imigran di Aberdeen, tidaklah bisa disamakan dengan kehidupan refugee yang datang di Aberdeen. Kami, yang pindah ke Aberdeen, merupakan salah satu dari sekian banyak yang beruntung karena bisa datang ke negara orang untuk mendapatkan dan mengejar kehidupan yang lebih layak, mengejar ilmu, mengejar kehidupan yang lebih baik. Namun, tujuan bagi refugee ini sangat jelas apabila mereka bermigrasi ke suatu wilayah lain, yakni bertahan hidup.

Lebih lanjut, yang membuat saya terharu dan sedih adalah mereka kebanyakan terbiasa menggunakan bahasa arab dalam kehidupan sehari-hari, salah satu contohnya. Huruf yang mereka gunakan sangat berbeda dengan bahasa inggris. Belum tentu juga mereka menggunakan bahasa inggris dalam kehidupan keseharian mereka, karena refugee ini datang dari kalangan beragam. Untuk itu, proses perubahan hidup ini benar-benar mendadak bagi mereka. Kesulitan adaptasi pasti menjadi kendala utama. Mereka tidak terbang ke suatu negara dengan suka cita seperti saya misalnya, tapi di pesawat, mereka menangis. Karena kebanyakan mereka tidak membayangkan bahwa suatu saat nanti mereka harus meninggalkan rumah mereka. "West or East, Home is the best" lanjutnya.

Saya jadi benar-benar membisu. Semakin saya sedih karena saya berpikir bahwa bisa jadi saya adalah makhluk Tuhan yang egois. Kenapa saya tidak membayangkan bahwa kehidupan mereka serumit itu? Refugee bagi saya, sebelum mendengar ini adalah "oiya,kasian ya." atau hanya membayangkan kehidupan mereka menurut ilmu hukum. Saya tak pernah membayangkan mereka hidup sesulit ini, sesusah ini untuk beradaptasi.

Saya ingat sewaktu pertama kali saya datang ke kota ini dan belum ada pulsa apapun, saya bingung cara naik bis disini bagaimana caranya. Saya yang datang berdua dengan suami dan masih bisa nongkrong alias makan enak di kafe nyaman, masih bingung mengenai cara memesannya, memikirkan menggunakan kalimat sopan seperti apa, dan lain sebagainya. Itu saya sudah tes IELTS beberapa kali. Nah, bisa dibayangkan sesusah apa kondisi mereka? cuaca dingin, tidak ada sanak saudara yang sudah menetap disini, semua mengandalkan bantuan, percaya pada orang lain karena saudara seiman, memulai benar-benar dari bawah lagi. Ya Allah.. Engkau memang Zat yang Maha Suci, Yang mampu Membolak-Balikkan Kehidupan sesuai perhitunganMu.

Saya kembali terdiam.

Mendengar panel talk ini benar-benar membuat hati saya sedih.


***

Sesampai di rumah, ketika saya bercerita kepada suami, suami membukakan channel di youtube mengenai cerita refugee di Korsel dari Afganistan yang bertahan hidup.

Semakin tercekat lagi saya.


***

Intinya, Tuhan mengajarkan saya untuk lebih jernih dalam berfikir dan bertindak. Allah mengajarkan saya untuk melihat sesuatu dari sisi kehidupan yang lain. Mudah2n Allah memberikan kepercayaan pada saya melalui rejeki yang tak terputus agar saya dapat melakukan yang lebih banyak lagi manfaatnya bagi orang lain. aamiin. InshaAllah.


ket:
publishnya telat ya



0 comments: