Saturday, February 11, 2017

Aberdeen Time : Menunggu di suatu waktu

9:15 PM Posted by Kaki Rima No comments
Terkadang saya heran, ketika orang di satu waktu mengatakan tidak mempunyai uang dan banyak hutang, tapi di satu sisi ia sengaja memilih membeli banyak baju dan memilih tas-tas yang mahal.
Terkadang saya juga heran, ketika orang dengan mudahnya menilai kekurangan orang, protes dengan sistem sana-sini, tapi tak sedikitpun saya melihatnya memperbaiki diri dan menunaikan kewajiban-kewajiban yang melekat pada dirinya sebagai seorang laki-laki.
Terkadang saya juga heran, dengan orang yang iri ketika orang lain memang tidak terbiasa menempuh jalur darat karena alasan medis, dibawa kemana-mana isu ini dan dijadikan bahan olokan karena dianggap tak sanggup hidup dengan "rendah hati", tapi ketika ia mendapat kesempatan untuk memilih transportasi apa yang akan ia pilih? dengan senyum merekah, dipilihnya moda udara pula. 

Terkadang saya heran dengan orang yang suka mengeluh dalam kesendiriannya, tapi sama sekali ia tak menciptakan suasana hangat yang mampu mendatangkan orang-orang sekitar untuk selalu hadir untuknya. Ia tak menjadi rumah, tak menjadi pribadi hangat, tapi menuntut banyak orang untuk selalu perhatian kepadanya.
Terkadang saya juga heran. kepada mereka yang menasehati orang untuk melaksanakan sholat sunnah dengan perbandingan dirinya dan selalu membandingkan dirinya, kelakuan baik versinya, dan apa-apa menurut standar dirinya, untuk menentukan siapa yang lebih baik dari dirinya.

Terkadang saya heran, dengan mereka yang merasa lelah pada cobaan yang katanya selalu datang padanya, tapi tak selalu mencoba mencari solusi sebagai jalan keluarnya. Satu-satunya yang ia tunggu adalah dibantu, ditatah, dan diajeni. Sudah. Saya tak hanya heran tapi juga sudah tak mau mendengar.

Pernah tak kau pikirkan sejenak sebelum mengeluh,
tentang seberapa banyak yang Tuhan sudah berikan kepadamu, tanpa kecuali, tanpa harus ada syarat untuk membayar kembali?

Pernah tak kau juga pikirkan,
Apakah ada hal yang tak kau ketahui sebelum kau tuturkan kalimat celamu kepada hati yang sebenarnya menyayangimu dan menghormatimu sepenuh hati? sampai sebelum kau jatuhkan kalimat kotor dari bibir yang diciptakan dari Tuhan, yang katamu kau sembah setiap hari?

Yang menyembah Tuhan dan menaatiNya, tak akan membiarkan dirinya jatuh sama hinanya dengan yang menghina,
Tak akan dia iri dengki pada keberhasilan orang, karena ia tahu bahwa gilirannya sudah di pelupuk mata, iya.. karena ia tahu Ia punya Tuhan Yang Maha Perkasa.

Pernah tak kau juga pikirkan,
apa yang ia pikirkan setiap hari, memutar otak agar kau, anakmu, keluarganya, bisa cukup makan? cukup gizinya? kuat fisik, dan sehat rohaninya? Pernah tak kau pikirkan berapa lama kau buat menangis seseorang hanya karena kau merasa terluka karena ia menyakitimu hanya karena fisikmu dinilai jauh lebih tua? Itu sensitifmu, itu pikiran kotormu. Malulah pada Tuhan yang kau sembah tiap hari, karena setua itu usiamu, tak bisa sejenakpun kau hadirkan rasa syukurmu untuk segala hal yang sudah diberikannya padamu? malulah.. pada mereka yang tahu kau pernah sakiti niat baiknya, hanya karena pertanyaan-pertanyaan sembronomu. Malulah. Malu pada diri sendiri, yang selalu kau klaim sebagai orang bijak dengan segudang asam garam pengalaman di laut tak bertuan. Malu.. lah..

Tapi, tak perlu tunggu suatu waktu,
karena sudah jelas bagimu akan memanen hasil perbuatanmu pada suatu waktu.
Niatmu hanya kau dan Tuhan yang tahu, tapi perbuatanmu, sudah tercatat dengan baik, yang entah akan di catat disisi apa amal itu. Bukan urusanku, karena aku juga sama sekali tidak mau tahu.

Aku hanya akan menunggu, karena aku tahu, Tuhanku akan membalas setiap hal yang kau lakukan terhadapku. Pada suatu waktu, aku hanya perlu untuk menunggu itu terjadi kepadamu.


Aberdeen.
11 Februari 2017

Karena terkadang memendam sesuatu itu hanya tak baik, namun curhat pada orang lain selain Allah, menurut saya jauh tak baik lagi,

Tulisan ini dibuat untuk melepas beban, tanpa perlu lelah berteriak.

0 comments: