Wednesday, August 31, 2016

Mini Diary from Aberdeen, Scotland : Harga Bahan Makanan di Aberdeen, Skotlandia : Agustus 2016

1:41 PM Posted by Kaki Rima No comments
"Bila kau tak tahan lelahnya belajar, maka kau harus tahan menanggung perihnya kebodohan." 
(Imam Syafi'i)

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
24 Agustus 2016 adalah hari keberangkatan saya menuju tempat belajar yang sedari dulu saya inginkan. Australia? bukan, mmm.. mungkin dulu iya, Australia dulu sempat menjadi tempat tujuan belajar ketika saya masih menginjak di bangku SMP, tapi semenjak saya berkunjung ke United Kingdom tiga tahun silam, haluan mimpi saya berubah. Iya, United Kingdom! 

Jujur, bagi saya, sekolah di luar negeri adalah impian sedari lama. Lama sekali bahkan. Saya masih ingat bagaimana suasana kelas sewaktu saya masih kelas 1 SMP saat itu, saat saya mengutarakan keinginan saya untuk sekolah di luar negeri suatu hari nanti, tak banyak respon saat itu, yang saya dengar hanyalah kalimat pesimis dari teman-teman lingkungan saya saat itu. Tapi apalah arti sebuah mimpi bila tak memiliki kekuatan untuk mewujudkannya, bukan? Berbicara soal perjuangan mendapatkan beasiswa ini, jujur, saya malu, karena saya yakin bahwa yang caranya lebih badai dan dahsyat ketimbang saya pasti lebih banyak, tapi untuk memotivasi lagi, mungkin saya akan ceritakan sedikit, tapi mungkin belum di kesempatan ini. :)

Kembali ke 24 Agustus 2016.
Anehnya, ketika saya akan berangkat sekolah, dalam perjalanan menuju bandara saya benar-benar tidak bisa merasakan apapun. Entah itu bahagia, sedih, atau emosi apapun. Saya tidak merasakan apa-apa (yang berlebihan). Yang saya tahu saat itu, ketika saya sudah melalui pintu imigrasi, artinya ada babak baru yang menanti, yang entah bagaimana rasanya nanti, atau akan terjadi apa nanti, saya benar-benar sudah pasrah. Tapi yang terpampang jelas bagi saya saat itu adalah wajah-wajah bahagia dan bangga dari kedua orang tua saya saat itu. Mereka lelah, ya mereka pasti lelah, karena jarum jam sudah menunjukkan saat larut saat itu, tapi mereka bahagia. Mereka hangat, senang, bangga, dan berharap. Berharap bahwa putri keduanya ini bisa menjaga dirinya baik-baik, bersekolah dengan baik, berusaha sampai titik terakhir bila menemui kesulitan, kuat disaat entah apa yang akan menerjang, intinya "kuatlah, nak".

Sampai lambaian tangan terakhir, mereka terkesan santai dan senang, karena di keluarga kami, adik kandung saya sudah bermigrasi terlebih dahulu ke Jerman selama beberapa tahun, jadi mungkin sudah biasa juga melepas kepergian putrinya untuk sekolah bagi mereka, :D. Yap, mungkin mereka terkesan santai, tapi setahu saya, doa-doa mereka untuk anak-anaknya tidaklah sesantai itu.

Untuk bisa terbang ke negeri ini, saya harus mengambil IELTS sebanyak 7 kali. Iya! 7 kali! Mungkin ada yang lebih banyak, tapi 7 kali adalah angka fantastik bagi saya dan sayangnya tidak ada hadiah mug cantik untuk itu, :p

Saya mengejar nilai pada komponen writing, ya.. sebagai anak Indonesia, saya, saya ya, bukan secara umum, saya tidak terbiasa untuk menulis academic writing dengan bahasa inggris. Mungkin teman-teman yang lain banyak, tapi saya sih tidak. hehehe.. dan saya tidak bangga sebenarnya dengan itu. Tentunya proses tersebut menjadi pembelajaran tersendiri bagi saya, karena saya harus membiasakan diri untuk menulis mulai saat ini. 

Sekali lagi, di test IELTS yang terakhir, disaat saya sudah mulai pasrah dan hampir menyerah, kedua orang tua saya memutuskan untuk ikut mengantar saya terbang ke Medan. Yap! Medan! Saya mendapat kursi untuk mengikuti IELTS di Medan karena kursi di Jakarta, Bandung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali benar-benar sudah penuh. Lantaran deadline yang semakin dekat, saya akhirnya mendiskusikan dengan suami dan suami mendukung saya terbang ke Medan untuk tes bahasa tersebut. "Biar bisa mendoakan dari jarak dekat" adalah alasan kedua orang tua saya terbang ke Medan saat itu. Terharu? jelas! Bohong kalau saya bilang tidak. Kasih mereka sungguh luar biasa. Sungguh, saya benar-benar berharap Allah menyayangi mereka trilyunan kali lipat dibanding saya menyayangi mereka agar Allah terus menjaga mereka dengan cara terbaikNya. aamiin.

Dan benar! Entah itu energi positif dari mana, tapi hasil IELTS di Medan menunjukkan hasil terbaik yang pernah saya miliki sebelumnya. Alhamdulillah. Hasil akhir tidak akan pernah mengkhianati sebuah proses yang panjang dan melelahkan.

25 Agustus 2016
Saat kaki ini menginjak tanah Skotlandia pertama kali, hati ini sedikit bergetar. Antara rasa percaya dan kagum. Kagum pada kebesaran Yang Kuasa karena menciptakan bagian lain dari belahan bumi yang tak pernah saya rasakan sebelumnya. Keindahan alamnya, bahasa penduduknya, warna rambut dan kulit mereka, udara segarnya, tanamannya, dan banyak lagi. Saya banyak menatap, menatap satu persatu hal yang jarang saya temui. Seakan saya ingin memuaskan mata dan memori saya agar bila saat itu menjadi kenangan, maka hal tersebut akan menjadi kenangan yang melekat. Moment pertama tiba di tanah Skotlandia dengan biaya yang ditanggung oleh negara. Alhamdulillah.

Saya melirik ke arah suami, menatapnya dalam-dalam, menghela nafas dan benar-benar mengucap syukur pada Allah, Tuhan saya. Membawanya ke negeri ini adalah goal pertama saya, karena saya ingin suami saya juga merasakan apa yang saya rasakan, mengetahui apa yang saya ketahui, mengenal apa yang saya juga kenal. Entah mengapa, tapi yang saya tahu, mungkin ini adalah wujud dari perasaan sayang saya untuknya dan alhamdulillah Allah mengijinkannya untuk pergi bersama saya, melihat dan mengenal ini semua. 

Chicken Biryani dan Restaurant 8848
Karena kami baru tiba di Aberdeen pukul 18.00 waktu setempat, saya dan suami langsung bergegas menuju hotel dengan menggunakan taksi dari bandara mungil ini. Taksi langsung memboyong kami ke Park Inn by Radisson yang ternyata jaraknya cukup dengan City Center, padahal kami memilih hotel ini agar memudahkan kami untuk pergi ke kantor Core CitiLets, agent tempat kami menyewa sebuah studio flat selama kami tinggal disini. Hotelnya cukup nyaman dan menurut kami cukup terjangkau. Saya memesan via booking.com saat kami transit di Manchester Airport, hehehe.. cukup riskan sebenarnya dan ini pertama kali bagi saya untuk benar-benar memesan 6 jam sebelum kedatangan. Ya maklum, yang diurus untuk pindah-pindah nyatanya memang sangat banyak dan cukup kompleks. :D

59.5 pounds adalah nominal yang kami habiskan untuk menginap semalam di hotel ini. Standart dan tanpa sarapan. Yes! Sengaja kami tidak memilih sarapan di hotel, karena kami tidak dapat pastikan bahwa sarapan disini ada menu halalnya atau tidak. Selepas meletakkan barang, sholat, bersih-bersih, dan lain sebagainya, saya dan suami memutuskan untuk mencari makanan halal. Tujuan utama kami adalah semacam nasi biryani dkk yang inshaAllah kalau beli makanan sejenis itu akan halal. Karena suami tidak yakin dengan jalan yang kami tempuh, kami memutuskan untuk memutar jalur perjalanan kami ke arah yang lain sambil melihat kota ini. Kota cantik dengan bangunan tua yang luar biasa memukau. Ah iya, bisa jadi ini cukup instagramable untuk teman-teman. :D

Langkah kaki kami langsung berhenti saat mata kami menatap tulisan Masakan Curry terbaik di Skotlandia versi situs tourism tertentu. Suami memutuskan masuk dan bertanya apakah makanan disini halal atau tidak untuk dikonsumsi bagi kami berdua. Setelah mendapat kepastian, saya dan suami langsung masuk dan menikmati makan malam kami disana. Dan... Yes! Currynya ciamik badai. 30 pounds adalah harga yang harus kami bayar untuk sekali makan di restaurant ini. It's okay. Hadiah untuk kami karena kami sudah melalui perjalanan panjang dan cukup melelahkan. :) Alhamdulillah.

26 Agustus 2016
Setelah bersusah payah membawa koper, menandatangani leasing documents, dan turun taksi (oiya, dari City Center ke King Street no 600an menghabiskan sekitar 8 pounds, sementara dari bandara ke Hotel Park Inn menghabiskan sekitar 15 pounds), Kami tiba juga di rumah baru kamiiiii.. yeyeyeyeyeyyyyy!!!! Alhamdulillah. Pertama kali masuk, suami langsung bilang wow, wow, wow.. karena di bayangan kami, nyewa studio flat di sini sama dengan menyewa studio flat di Jakarta. Nyatanya benar-benar berbeda. Di sini menyewa studi flat berarti berisi: 1 kamar tidur, 1 living room, 1 dapur, 1 kamar mandi, 1 gudang, dan 1 ruang tempat menyimpan sepatu. Hehehe.. takjub saya dengan kondisi disini karena benar-benar berbeda dengan Jakarta dan sekitarnya. Saya membeli apartement di daerah Depok beberapa tahun lalu, yang sampai sekarang belum kelar cicilannya, hahaha, itupun waktu buka pintu, noleh ke kanan langsung kamar mandi, noleh sedikit lagi sudah tempat tidur, dan tada.. selesai. Kaki saya tidak bisa menapak lebih dari 30 langkah kaki disana, sedang disini benar-benar berbeda. Saya kagum. Saya takjub! Ini luar biasa. :D

Studio Flat kami
Perbulannya kami perlu menyisihkan 500 pounds untuk menyewa flat ini. Tentu cukup besar karena itu separuh dari uang bulanan yang saya dapat dari beasiswa ini, tapi jangan salah, flat ini sudah lengkap dengan furniture nya plus free wifi.
Awalnya harga yang ditawarkan adalah 515 pounds, tapi alhamdulillah bisa ditawar, sehingga saya bisa menyewa dengan harga 500 perbulan. Lokasi yang dekat dengan kampus inshaAllah bisa membuat saya mengirit biaya transportasi lagi, sehingga inshaAllah masih tercukupi untuk tinggal disini.

Selama 6 hari disini, saya sudah belajar beberapa hal, mungkin masih sedikit tapi bolehlah ya apabila di share mengenai harga bahan makanan disini, karena saya dulu sebelum datang kesini dan mencari harga makanan disini yang muncul di google hanya sedikit, jadi mudah-mudahan harga yang akan saya share ini bisa membantu serta memberikan gambaran bagi teman-teman yang membutuhkan. 

Menurut teman-teman saya, harga membeli bahan makanan di Lidl paling murah bila dibandingkan dengan toko lainnya.

Cucumber 0.37 pounds
Carrots 0.39 pounds
Pak Choi isi 2 biji 0.89 pounds
Fresh Corn isi 2 biji 0.69 pounds
Potatoes 2.5 kilogram 1.15 pounds
Bayam segar 0.99 pounds
Bawang putih 0.89 pounds
Susu segar (whole milk) 0.74 pounds
Kantong sampah 1.29 pounds
Udang segar 250 gram 2.29 pounds
Brokoli 0.52 pounds
Bawang Bombai 0.45 pounds
Bawang Merah Besar 0.44 pounds
Tomat 1.09 pounds
Kiwi 1 buah 0.10 pounds
Bawang Preh 0.69 pounds
Apple 0.89 pounds
Sayur semacam kol 0.45 pounds
Gula 0.75 pounds
Beras macam-macam, mulai dari 0.40 pounds
Garam 0.18 pounds
SunFlower Oil 0.95 pounds
Salmon Skotlandia 2.39 pounds

Jadi, setidaknya itu gambaran mengenai perjalanan saya berikut laporan mengenai harga bahan makanan disini ya. Mudah-mudahan bermanfaat meski sedikit campur aduk tulisannya. :D

Terima kasih sudah berkunjung dan membacaaaa.. :D

Salam sayang dari Aberdeen yaaaa..

0 comments: