Monday, May 18, 2015

Minta maaflah pada orang tuamu

10:17 PM Posted by Kaki Rima No comments
18 Mei 2015


"Ma, hari ini aku tadi telp-an sama Upin. Mama inget Upin? itu sahabatku yang kuliah di Malaysia." kataku.
"Oiyaaaa.. inget-inget. apa kabar dia sekarang?"Kata mama.
"Dia jadi dosen, mi. di ITS." jawabku.
"waaaa.. alhamdulillahhh.. alhamdulillah, mama ikut seneng. trus?" tanya mama.
"Iya, alhamdulillah. Cah bagus trus pinter, cocok jadi dosen dia." timpalku.
"iya." kata mama.
"trus, tadi aku curhat gitu mi. Mama tau dia bilang apa? tentang yang terjadi di kehidupan kita. Jadi dia ngaji, trus guru ngajinya cerita sesuatu. Dia crita kalau ada yang terjadi dalam hidup kita itu, jangan buru-buru dilihat sebagai ujian. Tapi harus instropeksi dulu, sholat kita gimana? ngaji kita gimana? sholat sunnah kita gimana? dzikir kita gimana? jangan semuanya dibilang ujian. Trus dia juga bilang tentang rahmat Allah yang bisa hilang karena hal-hal kecil. Seperti, gimana hubungan kita dengan orang tua kita, bagaimana hubungan kita dengan tetangga sekitar, atau apakah kita masih menjadi pribadi yang pemarah?" ucapku lirih. Tenggorokanku terasa kering dan mataku hampir berair karena ingin menanyakan sesuatu kepada mama tapi antara ragu dan malu.
"trus?" kata mama.
"mm.. tadi pas denger upin bilang gitu, aku langsung mikir, apa aku belakangan ini jadi sedih dan ngerasa ada beberapa masalah karena itu. Maksudnya (sambil berdehem), apa aku sudah memperlakukan mama dan papa dengan buruk?" ucapku lirih dan mulai menangis.
dari seberang sana terdengar mama terisak, "enggak,mbak. enggak. Dimata mama, kamu ini anak baik. Baik sama mama papa. Cuman ya namanya manusia pasti punya kesalahan, tapi nda besar. kamu tetep anak baik."
"Aku pernah nyinggung mama? dari kata-kata atau sikapku?" tanyaku lagi sambil terisak. Pikirku saat itu, aku bisa berkali-kali minta maaf dengan lugas pada teman-teman, sahabat, bahkan pacar (mantan sih), tapi kenapa minta maaf dengan mama terasa pilu? rasanya takut kalau jangan-jangan iya, jangan-jangan sikapku tanpa kusadari membuat mama papa sedih?.
"Enggak.. enggak, mbak." tegas mama.
"Kalau ada, maaf ya ma. Maaf kalau pernah mbuat mama sedih atau terluka karena kata atau sikapku." pintaku lirih.
"minta bantu doa ya mi. Soalnya belakangan ngrasa sedih." lanjutku.
"inshaAllah tiap sholat mbak. Tiap sholat malam juga. Kalaupun ini masih terjadi ya wajar. Mbak Ma kan sedih karena ada kejadian yang mbuat mbak ma sedih. ngerasa kehilangan karena kemarin ada temen ngobrolnya. Denger mama ya nak, mama ini yang melahirkan kamu, mama sudah panjatkan doa untuk kamu, untuk anak mama. Doa ibu akan terdengar, nak. InshaAllah akan diijabah. Mama percaya itu. Kalau mbak ma mau nangis nda papa, nak. nangis aja. Nangis pas doa, nangis waktu sholat, nangis waktu sholat malam. Nangis aja, minta.. minta sama Yang Maha Kuasa. Akan dikabulkan, mbak, doa di sepertiga malam itu. Mama selalu doain mbk rima kok. Selalu berdoa.Gpp sedih gpp nangis, karena memang lagi ada yang bikin sedih. Gpp nangis aja. Kalau skrg ngrasa sepi kan karena kmrn ada ****. Sekarang gak ada, jadi kalau kehilangan ya wajar. doa ya mbak." pesan mama sambil sedikit terisak.
"Mama pernah baca di majalah, ada cerita gini, ada ibu yang untuk memberi makan anaknya saja dia kesulitan. Dia harus berjalan jauh untuk mencari ubi. Tapi nemu ubi gak gampang. Adanya talas. Ibu itu pulang bawa talas. Karena kalau dimasak dan dimakan gitu aja, bisa bikin sakit ditenggorokan, ibu ini membuat bubur. Dikasih air yang banyak, biar bisa masuk tenggorokan. Waktu bubur talasnya sudah jadi, sambil nangis, ibunya makan dan bilang ke anaknya untuk makan bubur itu. Katanya, "ayo nak, makan nak, ini makanan buatan ibu enak sekali. ayo makan nak, nanti kamu bisa mati kalau tidak makan." tapi anaknya menolak, "sakit bu di tenggorokan. sakit." sang anak menolak makan. Ibu merayu tapi anak tetap menolak, sampai dia berseru, "duh gusti, tolong hambamu ini. Cukup aku saja yang menderita karena kemiskinan ini, Ya Allah, tapi jangan ke anakku. ayo nak, doa nak, doa nak, doa sama Allah, nak." ajak ibunya pada anaknya. Anaknya berdoa, "aku ingin bisa keliling dunia, Ya Allah." "doa nak, doa, biar Allah dengar doa kita, doa nak." kata ibunya." mama diam, lalu melanjutkan, "kamu tau mbak? sekarang anaknya bisa keliling dunia dan ibunya dibangunkan rumah yang layak oleh anaknya."
Aku terdiam, termenung. "mulai sekarang banyak doa ya. doa, doa, doa." pesan mama.
"iya mi." jawabku lirih.
"makasih ya mi." kataku lagi

(lalu kita melanjutkan percakapan yang lain dan menelepon papa)

Sore ini, sehabis maghrib, hatiku terasa lebih lega. Lega dan pasrah.
Biarlah sedih ini usai sampai sini karena yang kutahu, ada doa kedua orang tuaku yang menyertai perjalanan hidupku setiap hari.

Mudah-mudahan papa dan mama selalu diberikan kesehatan, kebahagiaan dunia akhirat, dan berkah Allah ya.
Karena terima kasih tak pernah cukup untuk membalas semuanya.
Hanya ijinkan aku dapat menjadi anak yang bisa membuka surga untuk kalian berdua. aamiin.

nb:
Alhamdulillah diingatkan satu kebaikan. Makasih ya upin. Mudah2an berkah Allah selalu ada untukmu, kedua orang tuamu, dan keluargamu. aamiin.
 

0 comments: