Thursday, August 9, 2012

Orang baik, parameternya apa?

8:53 AM Posted by Kaki Rima No comments
Kalau tak salah ingat, umur 20 tahun, saya memutuskan menutup aurat saya dengan berkerudung. Berbekal kemantapan hati dan merasa masih banyak hal yang dipelajari tentang agama saya, saya memutuskan mematuhi apa yang diperintahkanNya. Saya belajar melalui banyak proses untuk menemukan jawaba dari pertanyaan yang terkadang timbul dari perlakuan orang disekitar saya. 
Jujur, saya dulu masih bingung, kenapa perempuan yang berkerudung panjang selalu diidentikkan jauh lebih baik dari yang tak memakai kerudung? padahal, berdasar banyak hal disekitar saya, itu belum tentu. Bukan baik tidaknya hati itu yang menentukan dia baik, tapi kerudungnya. Semakin panjang, semakin baik. Terkesan alim dan lebih bisa menjaga diri.
Hati saya semakin resah dan merasa tak aman, mungkin, Allah punya cara lain untuk mengetuk pintu hati saya untuk mematuhi perintahNya. Setiap kali saya melihat tayangan di televisi, mendengarkan radio, baca buku, pergi kemanapun, yang dibahasnya selalu perihal kerudung, kerudung, dan kerudung. Ditengah kegalauan saya mencari jawaban, saya memberanikan diri untuk bertanya ke salah satu sahabat saya, yang secara nalar, tak mungkin memakai kerudung, tapi ternyata dia memakai terlebih dahulu. Pertanyaan "kenapa dulu kamu pakai kerudung?" langsung terlontar saat saya meneleponnya karena tak kunjung bisa bertemu dia secara langsung. Dia tertawa dan menarik nafas panjang, setelah beberapa lama dia menjawab, "kamu kalau kuliah, masuk terus?", saya jawab iya, lalu dia tanya lagi, "kalau naik motor pakai helm?", saya mengiyakan lagi, "itu dia. Kamu turuti peraturan yang dibuat manusia, terus kenapa tidak dengan yang dibuat oleh Allah?". Sungguh, saya terdiam. Tak menyangka jawaban itu membuat saya mematung sementara waktu. Jauh dari lubuk hati ini mengucapkan istighfar sebanyak mungkin selagi bisa. 

Selama hampir lima tahun, saya masih mencari jawaban tentang pendapat orang-orang, apa hati yang baik itu hanya ada pada orang-orang yang nampak taat padaNya? saya katakan nampak, karena sesungguhnya, tak ada yang mengetahui kebenaran sejati dari hubungan antara manusia dengan Tuhannya ya. Mungkin yang nampak religius, memang sereligius itu, tapi kita tak bisa memastikan kan? Jadi selama itu, saya mengakui, saya berusaha bergaul dengan orang baik. Baik yang parameternya saya sendiri yang tentukan. Karena ada yang bilang bergaul dengan orang baik akan membawa kita ke kebaikan. Lima Tahun. Sampai saya sadari sendiri bahwa itu tak sepenuhnya benar. Dalam perjalanannya, saya ditunjukkan bahwa terkadang ada juga orang baik yang memang pergaulannya sangat baik, ketaataannya sangat baik, tapi justru karena anggapan dia baik itu, dia merasa bahwa dia baik dan bisa mengejudge orang lain yang cara bergaulnya berbeda dengan dia.
Kaget? pasti. Saya terus berpikir, bagaimana bisa orang baik seperti yang dia tahu itu mengejudge orang tak baik hanya karena orang lain itu tidak melakukan kebaikan dan ketaataan seperti dirinya? apakah itu orang baik yang sesungguhnya? Dia memang punya latar belakang pendidikan yang baik, keluarga yang baik, lingkungan yang baik, semuanya baik, tapi apa karena banyak kebaikan disekitarnya itu yang berani membuatnya nampak begitu baik hingga dia punya judgement tentang orang lain?

Di waktu yang sama, 
Seseorang yang saya kenal baik, membukakan mata hati saya tentang semua pertanyaan saya. Dia tak "sebaik" orang yang saya kenal sebelum-sebelumnya, yang tak pernah ada di lingkungan saya, yang selalu dianggap "rusak" oleh lingkungan saya membukakan mata hati saya tentang semua itu. Dari pandangannya, dari sikapnya, dari penghormatan dan penghargaannya terhadap banyaknya hal yang dia lalui, membuktikan banyak hal kepada saya, bila parameter baik itu tak terdefinisi, abstrak, dan luar biasa tak ternilai. 
Bahkan, untuk menganggap dirinya jauh lebih dari teman yang sama dengan dia perilakunya saja dia tak berani. Bahkan dari dalam dirinya, menurut saya banyak potensi kebaikan dan kebaikan yang sudah tersebar. Sungguh Allah lah Yang Maha Mengetahui semuanya. Pelajaran hal ini untuk saya, tak akan semudah itu saya mengejudge orang hanya karena ia berbeda dari saya dan "parameter" kebaikan yang entah siapa yang menetapkan. Allahu Akbar.

0 comments: