Monday, May 14, 2012

Itu sebabnya Tuhan hanya memberi 1 mulut dan 2 telinga

11:41 AM Posted by Kaki Rima No comments
Kejadian lusa kemarin, membuat saya kembali tertegun dan kembali menyadari bila sangat penting menjaga emosi dan berpikir jernih ketika kita sedang dalam kondisi marah.

"Itu sebabnya, Tuhan hanya menciptakan 1 mulut untuk berbicara dan 2 telinga untuk baik-baik mendengar..."

Jatuh Cinta memang suatu hal yang sangat luar biasa nilainya. Bahagia? pasti. Rasanya juga berbeda tentunya. Banyak juga orang yang sepakat kalau disaat kita menyayangi seseorang, maka secara tak sadar mungkin hati , pikiran, dan apapun itu terkadang tak bisa menyesuaikan lagi dengan logika atau rasionalitas. Tak akan ada yang bisa didengar saat kenyataan atau saran yang disampaikan berbeda dengan harapan yang ingin kita dengar. Tak Jarang pula, kita seringkali meluapkan kemarahan pada orang yang tak sepatutnya dimarahi, seperti saudara atau sahabat.

Jatuh cinta memang punya kekuatan yang luar biasa. Mengubah yang biasa menjadi luar biasa, mengubah yang tak sabar menjadi penyabar, mengubah yang keras menjadi lebih sensitif, ataupun mengubah yang tidak bisa diubah sekalipun menjadi bisa diubah. Begitu sederhananya perasaan itu, tapi selalu berbanding terbalik dengan kekuatan perasaan itu.

Salahkah? tidak. Sama sekali tidak.
Memiliki perasaan itu adalah hal yang luar biasa. Mencintai adalah hal yang menakjubkan buat saya. Kesediaan mengalah dan berusaha memahami hanyalah bagian terkecil dari cinta itu sendiri. 

Yang tak baik itu adalah ketika cinta itu datang, kita secara sengaja menyia-nyiakan, mengorbankan perasaan  orang disekitar kita yang menyayangi kita dan memiliki niat yang tulus untuk kita hanya untuk kesenangan yang tak abadi, atau sengaja menyakiti perasaan saudara atau sahabat kita dengan mengucapkan sesuatu yang tak baik untuk didengar.

Kita bermulut satu, tak lain adalah untuk mengucap hal baik dan membawa kebahagiaan bagi orang sekeliling kita.
Kita bertelinga dua, tak lain adalah untuk mendengar secara seksama hal-hal apa yang kiranya baik untuk didengar dan yang tak baik didengar.

Hanya karena tak sesuai dengan harapan yang ingin kita dengar tak berarti kita harus mengucap sesuatu yang menyakiti perasaan orang lain kan?

Hanya karena kita tak sepaham dengan orang lain, tak seharusnya kita meluapkan emosi kita pada orang yang sebenarnya menyayangi kita kan?

Just, don't blame it to people who cares to you..

0 comments: