Thursday, June 28, 2012

sederhananya caranya.. :)

9:56 AM Posted by Kaki Rima No comments
Ternyata, aku benar2 tak pernah sendiri, bahkan ketika saat-saat buruk dan tak ada di samping ku secara nyatapun, aku tak pernah sendiri.
Semua luar biasa di luar sana, di dunia luar yang tak pernah bisa kuduga. 
Diam-diam dia memperhatikan, berdoa, dan membantu dari jauh dengan caranya.
Sederhana caranya tapi aku suka..
Dunia tak sehitam itu ketika mengetahui kita tak sendiri.
Menjadi lebih indah dari apapun.
dan menjadi sangat indah ketika aku mengetahui dengan cara yang tak pernah dia duga.
dan aku hanya diam, mematung,
bahagia? jelas!
spechless dengan cara sederhananya yang mampu mengubah cara pandangku..
Terima kasih untuknya, terima kasih untuk doanya..
dan terima kasih untuk cara sederhananya menyayangi dan menjagaku..
Semua itu..
Luar biasa. :)

Wednesday, June 6, 2012

Ngik Ngok Ke Ngong Ping

2:51 PM Posted by Kaki Rima No comments
Tujuan saya sehari setelah kami datang dari Macau adalah Ngong Ping!!! Ngong Ping itu apa sih? apa ya? Jadi itu tempat wisata sekaligus tempat berdoa ya kayaknya, soalnya pas ke sana ada beberapa wisatawan yang berdoa disana juga. Oke, balik ke Ngong Ping, untuk menuju ke Ngong Ping dari daerah Tsim Sha Tsui (emboh bener atau enggak tulisannya), saya dan temen saya naik MRT. Berbekal map MRT, air minum, dan beberapa kue, kami siap menjelajahi bagian dari negara Hongkong (*,*), hehehe..Nah, pas di stasiun MRTnya, kami langsung tolah toleh kayak anak ilang, liat peta lama gitu, tak lama kemudian, muncullah "dewa" a.k.a mas2 dari Indonesia yang juga mau ke Ngong Ping. Tanpa babibu, kami langsung bilang, "ikuttt.. barengggg" meski kita gak kenal sama masnya.. bahaya euy. hehhee... Ternyata mas dewa itu adalah Mas Nanang, yang kebetulan orang Malang juga, yang kebetulan kerja di daerah Abdul Muis, belakang kantor saya. Alhamdulillah.. :) Memang beruntung saya itu. hehehehe.. 
Akhirnya, tanpa banyak cakap, saya mengikuti tuntunan mas dewa itu, tanpa baca peta lagi, hehehe.. Tinggal duduk manis dan sampailah kita di Ngong Ping. ^,^
ini bukan mas nanangnya, tapi saya liat ada mas2 cakep yang nenteng sepedanya, jadi saya ambil gambarnya aja. hehehe.. ini ada di stasiun MRT jugaaa... :))




Begitu sampai di Stasiun Tung Chung, ada mall, namanya city gate dan trust me, disitu murah2 banget harganya. Maksudnya murah itu, harganya jauh lebih miring untuk merek dan model yang sama dibanding beli di mall lain..
Untuk naik ke patung budha terbesarnya, ada 2 cara menuju ke sana. Pertama naik cable car (cable car sendiri ada yang alasnya beralaskan kaca, ada yang tertutup juga), kedua jalan kaki. :)

Karena saya ambil, yang standard alias yang alasnya gak transparan, jadi antrinya lebih panjang, hehehe...
tuh kan, saya gak boong, ada yang jalan kaki loooo.....
ini patung budhanyaaa.... bukan yang pake baju orange ya, tapi yang diatas sendiri. Besar kan? Its amazing deh.. sekarangggg saya mau panjat2 dulu ya... ^,^
Dibelakang saya itu pohon doa, jadi banyak juga yang berdoa disana. Kalau saya memilih foto2 saja, oya, cuacanya disitu rada terik. Berhubung saya gampang banget item, jadi saya pakai payung. :)

ini saya ada di tengah2 bendera berkibar kibar.. :))
view dari atas... lebih bagus dari fotonya deh.. :p



Dari Ngong Ping, saya berlanjut ke City Gate deh... dan gak ada foto2, soalnya sibuk belanja.. :D









Hidup..

10:18 AM Posted by Kaki Rima No comments
Semakin bertambahnya usia, semakin nampak berkeloknya jalan hidup yang sebenarnya. Terkadang semua tak berjalan sesuai seperti yang diharapkan. Tak seperti hitungan matematika, yang semua nampak jelas hasil akhirnya bila hitungan awalnya sesuai dengan rumusnya. Hidup, tak selalu berakhir baik ketika kita bersikap patuh dan baik. Hidup tak selalu berakhir bahagia, ketika kita bersikap baik. Lelah, mungkin kata yang pernah terbesit dalam pikiran kita ketika hal-hal yang diluar dugaan datang secara tiba-tiba dari sudut mana saja, ketika kita tak siap, ketika kita lengah, atau ketika kita sedang tak baik-baik saja. Itulah hidup, selalu mempunyai cara untuk membuat yang menjalani semakin kuat pribadinya. 
Menjalaninya tak sekedar butuh kematangan pikir, kedewasaan atau kestabilan emosi, lebih dari itu. Ikhlas, mungkin salah satu jawabannya, tapi untuk berada di tahap itu, tentu prosesnya tak semudah menunjuk jari. Mungkin tak sesulit itu juga, tapi kemungkinan berada pada tahap itu juga sangat besar bagi mereka yang tak lagi menopangkan hatinya pada hal-hal yang bersifat duniawi. 
Lapang, mungkin itu rasanya. Serasa tak ada beban yang dijinjing. Menikmati apa yang sudah ada, menghilangkan kekhawatiran dari yang belum jelas. Mensyukuri hal-hal yang luar biasa dan yang tak terduga.
Ketika itu datang, mungkin tak sekedar senyum yang terpancar dari hati kita, nilainya lebih.

Jika hidup serumit itu, tak akan pernah ada cerita, Romeo dipertemukan dengan Julietnya di saat yang tak terduga.
Jika hidup serumit itu, tak mungkin seorang yang tanpa kepastian sandang, pangan, dan papan bisa menginjakkan kakinya di tempat yang paling di rindunya di bumi ini, rumah Allah, melihat Ka'bah, yang selalu dirindunya di setiap harinya.
Jika hidup serumit itu, tak akan pernah ada hal baik yang menghampiri seseorang yang sedang terpuruk menyesali kisah "buruk" dari masa lalunya.

Mungkin, memang, hidup tak serumit itu.
Hidup hanya punya perjalanan sendiri untuk memberi arti bagi mereka yang menjalaninya dengan berani.
Hidup bukan tanpa rencana, bukan pula selalu selalu dan selalu terencana.
Let it go, let it come in yours.
Akan selalu ada angin yang tenang, setelah badai datang "menyelamatkan"..

As always be here.. :)